JATIMTIMES - Rombongan anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya meninjau langsung pembangunan dan revitalisasi pasar yang dilaporkan telah mencapai 90 persen dan ditargetkan rampung pada pertengahan Mei 2025 ini.
Faridz Afif Ketua Komisi B selaku pimpinan rombongan menyampaikan, bahwa bagian utara Pasar Kembang telah selesai dibangun dan hanya tinggal menunggu peresmian dari Wali Kota Surabaya.
“Sisi utara sudah selesai semua, tinggal peresmian,” ujar Faridz.
Baca Juga : Disporapar Kota Malang Pastikan Ajang Porprov Turut Berdampak ke UMKM
Menurutnya masih terdapat sejumlah pekerjaan di sisi selatan pasar yang belum rampung, namun sudah ada koordinasi lanjutan terkait penyelesaian proyek ini, termasuk rencana bantuan pembangunan dari pihak Bank Jatim.
Faridz berpandangan bahwa penataan pasar agar lebih rapi dan representatif sangat penting karena bisa menjadi salah satu ikon kota.
“Pasar Kembang ini adalah ikon Surabaya, jadi perlu banyak pembenahan, baik tampilan luar maupun fasilitas dalamnya. Kalau tempat baru, ya seperti meja-meja pedagang juga perlu ditata bagus,” ungkapnya.
Untuk itu, ia berharap tampilan baru pasar ini bisa memberikan kenyamanan bagi pedagang maupun pengunjung.
Di akhir keterangannya, Faridz menekankan perlunya evaluasi terhadap pengelolaan surat sewa stand agar tidak terjadi penyalahgunaan hak atau perpindahan tidak resmi.
“Selama ini klasik, ada yang sewa sampai 30 tahun, ini yang perlu kita cek lagi agar tidak kecolongan,” tegasnya.
Baca Juga : Penegakan Perda Lemah, DPRD Kota Malang Minta Kepala Daerah Lebih Tegas
Terkait nilai proyek, revitalisasi Pasar Kembang menelan anggaran sebesar Rp7,9 miliar. Progres pembangunan yang sudah mencapai 90 persen mendapat pendampingan hukum dari Kejari Perak.
“Alhamdulillah saat ini sudah didampingi juga oleh Datun Kejari Perak dan disepakati bahwa progres sudah 90 persen lebih. Tanggal 16 Mei ditargetkan selesai dan 17 Mei bisa dilakukan serah terima,” ujar perwakilan dari PD Pasar Surya.
Direktur Utama PD Pasar Surya, Agus Priyo, menambahkan bahwa kerja sama dengan Bank Jatim bukan dalam bentuk CSR, melainkan skema bisnis-ke-bisnis.
“Nantinya akan ada pengelolaan titik reklame yang keuntungannya dialokasikan untuk pembangunan lanjutan,” jelasnya. Dengan konsep ini, mereka berharap pembangunan bisa berlanjut tanpa mengandalkan APBD secara langsung.
Agus juga menjelaskan kapasitas pasar setelah revitalisasi. “Lantai 2 ada 260 unit kios, dan kalau ditambah hasil kerja sama dengan Bank Jatim, bisa mencapai 400 pedagang. Mereka bahkan minta tambah, artinya ini menunjukkan animo yang tinggi,” jelasnya.