JATIMTIMES - Komitmen untuk menjadikan Malang Raya sebagai pusat wisata kesehatan terus diperkuat. Terbaru, Malang Health Tourism Board (MHTB) mendorong pengembangan Senior Living and Wellness Resort di Kota Batu sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN).
Langkah strategis ini disampaikan MHTB dalam forum audiensi bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Kementerian Pariwisata, dan Kementerian Kesehatan RI yang digelar pada Jumat (25/4/2025).
Ketua MHTB Ardantya Syahreza memaparkan konsep resort kesehatan modern yang akan dibangun di kawasan Jatimpark Group, Batu. Proyek ini menghadirkan konsep terintegrasi yang memadukan layanan kesehatan dengan gaya hidup sehat. Di dalam resort tersebut akan tersedia fasilitas klinik orthopedi, geriatri, gizi, kesehatan mental, fisioterapi, hingga pelayanan spa, yoga, dan gardening.
Menurut Ardantya, target utama proyek ini adalah masyarakat urban yang sudah sadar akan pentingnya menjaga kebugaran fisik dan mental, serta masyarakat pra lansia dan lansia yang membutuhkan fasilitas untuk mendukung proses penuaan agar tetap sehat dan produktif.
“Ini adalah sebuah terobosan resort di mana akan tersedia layanan medis klinik orthopedi, geriatri, gizi, mental health, fisioterapi serta pelayanan spa, yoga, gardening, yang menyasar pada segmen masyarakat urban yang sudah sadar adanya kebutuhan untuk menjaga kebugaran fisik dan mental, serta masyarakat pra lansia dan lansia yang membutuhkan fasilitas untuk meningkatkan kualitas aging agar tetap sehat dan produktif hingga usia lanjut,” ungkap Ardantya.

Suasana forum audiensi MHTB bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Kementerian Pariwisata, dan Kementerian Kesehatan RI yang digelar pada Jumat (25/4/2025).
Dalam forum tersebut, MHTB juga mengusulkan agar Malang Raya, yang mencakup Batu, Kota Malang, dan Kabupaten Malang, ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Wisata Kesehatan. Usulan ini diperkuat dengan keberadaan lima rumah sakit di wilayah tersebut yang telah tersertifikasi sebagai penyedia layanan wisata medis.
“Kami mengusulkan agar wilayah Malang Raya dijadikan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus Wisata Kesehatan dengan dipelopori project Senior Living dan Wellness Resort di Batu ini dan dengan sudah adanya 5 (lima) rumah sakit yang tersertifikasi wisata medik di Malang Raya,” lanjut Ardantya.
Kelima rumah sakit tersebut antara lain Persada Hospital, RSUD Karsa Husada Batu, IHC Lavalette, RKZ Panti Waluya Sawahan, RS Panti Nirmala, dan RS Wava Husada.
Gagasan tersebut disambut baik oleh Asisten Deputi Pengembangan Pariwisata Kemenko Perekonomian, Herfan Brilianto Mursabdo. Ia mendorong agar proyek ini terlebih dahulu diarahkan menjadi Proyek Strategis Nasional agar pelaksanaannya bisa didukung secara menyeluruh oleh pemerintah pusat.
Tak hanya itu, Herfan juga mendorong keterlibatan berbagai layanan medis unggulan dari luar negeri untuk memperkuat daya saing proyek ini di level global.
“Kami mengusulkan agar project ini dijadikan menjadi Project Strategis Nasional (PSN) dahulu dengan mendorong Malang Health Tourism Board untuk mengundang berbagai klinik stemcell, estetik, hair transplant, kebugaran dari luar negeri yang didukung oleh kerjasama dengan seluruh Rumah Sakit tersertifikasi Wisata Medik di Malang Raya, seperti Persada Hospital, RSUD Karsa Husada Batu, IHC Lavalette, RKZ Panti Waluya Sawahan, RS Panti Nirmala dan RS Wava Husada agar memberikan daya unggul bagi calon proyek strategis nasional ini,” papar Herfan.
Keberadaan resort ini nantinya diharapkan bisa menarik minat wisatawan mancanegara, khususnya dari kalangan lansia dan pensiunan, untuk menjalani masa tua mereka dengan berbagai aktivitas kesehatan dan hiburan di Kota Batu.
Proyek ini disebut akan menjadi pilihan ideal bagi mereka yang ingin melakukan self-recharge, mengisi masa pensiun dengan aktivitas produktif seperti yoga, berkebun, hingga seni.
“Proyek ini diharapkan akan mengundang turis-turis mancanegara untuk bisa menikmati kegiatan wellness long-stay di resort tersebut untuk melakukan self-recharge, menikmati masa pensiun mereka dengan berbagai kegiatan wellness / kebugaran, olahraga, kreatifitas, berkebun, kegiatan seni, dll di resort tersebut,” jelas Ardantya.
Namun untuk mewujudkan itu, MHTB juga meminta dukungan kebijakan dari pemerintah terkait pengurusan visa. “Sehingga Malang Health Tourism Board juga menuntut pemerintah juga bisa memberikan kebijakan keleluasaan bagi para turis mancanegara bisa mendapatkan visa long-stay di daerah Batu ini atau Lokasi-lokasi lain di Malang Raya,” tambahnya.
Dengan banyaknya wisatawan mancanegara yang akan tinggal dalam jangka waktu lama, MHTB optimistis proyek ini akan memberikan dampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi lokal. Mulai dari peningkatan belanja, pembukaan lapangan kerja baru, hingga masuknya investasi asing.
“Keberadaan para turis-turis mancanegara yang akan long-stay akan mendorong belanja di daerah Malang Raya yang diharapkan akan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, membuka lebih banyak lapangan kerja dan juga mengundang investasi asing untuk masuk ke Malang Raya,” pungkas Ardantya.