free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Pemerintahan

Mas Ibin di Peringatan 65 Tahun PMII: Organisasi Ini Telah Mewarnai Blitar

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Ketua IKA PMII Blitar Raya Heri Setiyono berjabat erat dengan Wali Kota Blitar H. Syauqul Muhibbin (Mas Ibin) dalam momen pemotongan tumpeng pada peringatan Hari Lahir ke-65 PMII di Balai Kusumo Wicitro, Minggu (20/4/2025). Keduanya memperlihatkan sinergi antara semangat pergerakan dan kepemimpinan daerah yang berlandaskan nilai kebangsaan dan keislaman. (Foto: Bagian Umum Setda Kota Blitar)

JATIMTIMES - Balai Kusumo Wicitro Kota Blitar, Minggu pagi yang hangat pada 20 April 2025, tak sekadar menjadi tempat berkumpulnya para kader muda. 

Lebih dari itu, gedung bersejarah di jantung Kota Blitar itu menjadi saksi pertemuan dua semangat lintas generasi, antara pemerintahan dan gerakan mahasiswa. 

Baca Juga : Mengapa Kebaya Selalu Dipakai di Hari Kartini? Ini Sejarah dan Filosofinya

Dalam suasana Halal Bihalal yang dibingkai peringatan Hari Lahir ke-65 Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Wali Kota Blitar, H. Syauqul Muhibbin, yang akrab disapa Mas Ibin hadir bukan semata sebagai kepala daerah, melainkan sebagai seseorang yang pernah menghirup bara semangat aktivisme di medan perjuangan mahasiswa.

Didampingi Ketua TP PKK Kota Blitar, Kharisa Rizqi Umami Muhibbin, serta jajaran Forkopimda Blitar Raya, Mas Ibin menyambut hangat para kader muda PMII yang memadati gedung. Ia mengenang masa-masa idealisme saat menjadi aktivis PMII di Yogyakarta. "Saya lahir dari rahim pergerakan ini," katanya dalam sambutan yang menggugah.

Namun, pernyataan Mas Ibin tak hanya berhenti pada nostalgia. Ia menegaskan bahwa PMII bukan sekadar organisasi mahasiswa biasa. Bagi dirinya, PMII adalah kawah candradimuka yang membentuk karakter pemuda yang tangguh, berani berpikir kritis, dan tetap berpijak pada nilai-nilai keislaman serta kebangsaan.

"Selama 65 tahun, PMII telah menunjukkan peran strategis dalam proses kaderisasi generasi muda Islam yang moderat dan progresif," ujar Mas Ibin. Ia mengapresiasi kontribusi PMII sebagai mitra penting pemerintah dalam menjaga komitmen kebangsaan dan menyemai semangat keindonesiaan di kalangan pemuda.

Pernyataan itu tak sekadar formalitas. Di bawah kepemimpinannya, Pemerintah Kota Blitar memang memberi ruang luas bagi organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan untuk tumbuh. Mas Ibin memandang kaderisasi sebagai kunci keberlanjutan pembangunan daerah. Ia menyebut, tak sedikit tokoh teladan yang kini mengisi ruang-ruang strategis di Kota Blitar, adalah alumni PMII.

Salah satu poin penting yang ditekankan oleh Mas Ibin adalah perlunya anak muda mencari wadah yang sehat untuk tumbuh dan berkembang. Ia percaya, kegiatan positif seperti yang dilakukan PMII akan menjadi bekal berharga bagi pemuda Blitar dalam menghadapi tantangan zaman.

"Saya berharap makin banyak anak muda Blitar yang memilih jalur-jalur positif seperti ini. Karena organisasi seperti PMII mampu mencetak generasi yang tidak hanya cerdas, tapi juga berintegritas," tuturnya.

Hal itu diamini oleh Ketua Ikatan Alumni (IKA) PMII Blitar Raya, Heri Setiyono. Ia menyebut kehadiran Wali Kota Blitar dalam peringatan Harlah ke-65 PMII sebagai bentuk nyata pengakuan atas eksistensi dan kontribusi PMII dalam membentuk karakter pemuda yang kritis, religius, dan berwawasan kebangsaan.

Baca Juga : Sejarah Hari Kartini yang Diperingati Setiap 21 April

Menurut Heri, sosok Mas Ibin adalah contoh ideal bagaimana kader pergerakan bisa tumbuh menjadi pemimpin yang inklusif, visioner, dan tetap berpijak pada nilai-nilai kerakyatan.

"Mas Ibin adalah figur yang membuktikan bahwa aktivis tidak hanya piawai dalam diskusi dan advokasi, tapi juga mampu menerjemahkan nilai perjuangan ke dalam kebijakan yang berpihak kepada masyarakat. Kehadiran beliau memberi semangat sekaligus teladan bagi kader-kader muda PMII hari ini," ujarnya.

Di tengah arus pragmatisme politik yang makin kuat, Mas Ibin menunjukkan bahwa sejarah pergerakan bukanlah sekadar cerita masa lalu. Ia menjadikannya sebagai kompas untuk menata arah kebijakan, terutama dalam membina generasi muda.

“PMII adalah ruang belajar yang nyata. Di sinilah kita diajarkan menyusun gagasan, berdialektika, sekaligus menanamkan nilai-nilai kebangsaan yang kokoh,” ungkapnya dalam nada yang tenang namun penuh keyakinan.

Di penghujung acara, gema yel-yel khas PMII menggema di langit Blitar, seolah menyatu dengan semangat kebersamaan yang terbangun. Di bawah kepemimpinan seorang alumnus pergerakan, PMII Blitar menemukan tempat berpijak yang kokoh—bukan hanya dalam kenangan, tetapi juga dalam kebijakan.

Dengan cara pandang yang menyeluruh dan komitmen yang tak pudar, Mas Ibin membuktikan bahwa pemuda, pergerakan, dan pemerintahan bukanlah tiga hal yang saling berjarak. Justru di situlah titik temu kekuatan masa depan Blitar berada.