JATIMTIMES - Wahana Pendulum 360 menjadi salah satu atraksi ekstrem yang digemari banyak pengunjung taman hiburan. Dengan gerakan ayunan tinggi disertai rotasi penuh hingga 360 derajat, wahana ini memang memacu adrenalin.
Namun di balik sensasi tersebut, sistem keselamatan seperti sabuk pengaman dan pengereman menjadi komponen krusial yang tak boleh diabaikan. Lalu, sejauh mana sistem ini mampu menjamin keamanan penumpang?
Baca Juga : Penuh Sesal, Wamenkes Bakal Lakukan Ini Jika Oknum Dokter Persada Hospital Terbukti Lakukan Tindak Asusila
Pada wahana seperti Pendulum 360, sabuk pengaman bukan sekadar tali pengikat biasa. Sabuk ini biasanya didesain dengan sistem over-the-shoulder restraint, yakni pengaman yang menutupi bahu hingga dada, kemudian dikunci secara otomatis ke kursi.
Setiap kursi umumnya dilengkapi dengan:
• Sabuk pengaman utama (biasanya berupa harness baja dengan lapisan empuk),
• Sistem pengunci ganda (manual dan otomatis),
• Sensor pengaman yang memastikan harness terkunci sempurna sebelum wahana bergerak.
Dikutip dari situs produsen wahana ekstrem Technical Park, sabuk pengaman di wahana seperti Pendulum 360 harus memenuhi standar internasional seperti EN 13814 (Eropa) dan ASTM F2291 (Amerika). Kedua standar tersebut mewajibkan setiap wahana memiliki sistem proteksi ganda serta diuji ketahanannya terhadap gaya gravitasi ekstrem.
Namun, jika sabuk ini mengalami kegagalan, baik karena kerusakan teknis maupun kesalahan penguncian, maka risiko cedera sangat besar. Hal inilah yang diduga menjadi salah satu penyebab insiden jatuhnya remaja berinisial DP di Jatim Park 1, 8 April 2025 lalu.
Adapun wahana Pendulum 360 tidak hanya mengayun penumpang ke atas dan bawah, tapi juga memutar gondola di poros tengah. Untuk mengendalikan laju dan menghentikan wahana dengan aman, biasanya digunakan sistem pengereman khusus, yang terdiri dari:
• Rem elektromagnetik, yang mampu memperlambat putaran secara bertahap,
• Rem hidrolik, digunakan untuk mengontrol ayunan saat mulai dan berhenti,
• Emergency stop system, atau tombol darurat yang dapat menghentikan semua gerakan secara instan.
Kerusakan kecil atau penurunan performa rem bisa menyebabkan wahana gagal berhenti pada waktu yang seharusnya. Jika di saat bersamaan sabuk pengaman tidak bekerja maksimal, maka kemungkinan terburuk bisa terjadi.
Apa yang Terjadi di Kasus Jatim Park?
Kasus remaja DP yang terpental dari Pendulum 360 di Jatim Park 1 menjadi tamparan keras bagi pengelola taman hiburan. Dalam video amatir yang diterima JatimTIMES, diduga sabuk pengaman korban terlepas saat wahana sedang mengayun. DP sempat bergelantungan sebelum akhirnya jatuh dan mengalami patah tulang kaki dan jari tangan.
Orang tua korban, WS, mengatakan insiden itu terjadi saat anaknya berada di puncak ayunan. "Pas wahana berputar beberapa kali, tiba-tiba terpelanting dari kursi yang pengamannya lepas," ujarnya.
Pihak Jatim Park membenarkan insiden tersebut. Wahana langsung dihentikan sementara. "Saat ini wahana tersebut sudah kami off-kan sementara. Sudah ditangani juga oleh kepolisian," kata Titik S. Ariyanto, Manajer Marketing dan Public Relations Jatim Park Group kepada media.
Ia menyebut sebelumnya wahana telah dicek sebelum beroperasi, namun belum diketahui secara rinci apa penyebab pasti kegagalan sistem pengaman.
Kronologi Insiden Wahana Pendulum 360 di Jawa Timur Park 1 Kota Batu
Waktu peristiwa: Selasa, 8 April 2025 sekitar pukul 16.00 WIB
Lokasi peristiwa: Wahana Pendulum 360, Jawa Timur Park 1, Kota Batu
Kunjungan Wisata
DP, pelajar kelas VII di salah satu Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, sedang berwisata ke Jatim Park 1 bersama kakaknya, guru les, dan satu teman.
Dari empat orang tersebut, dua orang termasuk DP menaiki wahana Pendulum 360, wahana ekstrem yang berputar 180 derajat.
Terjadinya Insiden
Saat wahana sedang berputar dan mencapai sudut ekstrem, pengaman pada kursi yang diduduki DP terlepas.
DP sempat bergelantungan sebelum akhirnya terpental keluar dari wahana dan terjatuh.
Kejadian ini terekam dalam sebuah video amatir dan memicu kepanikan pengunjung lain yang berteriak minta tolong.
Evakuasi dan Cedera
Baca Juga : Heboh Remaja Terpental Saat Naik Pendulum 360 di Jatim Park, Begini Cara Kerja Wahananya
Wahana segera dihentikan dan DP langsung dievakuasi ke rumah sakit.
DP mengalami patah tulang kaki kanan dan jari tangan kanan, dan harus menjalani perawatan intensif.
Reaksi dan Penanganan Awal
Keluarga korban, dalam kondisi syok, segera menghubungi pihak sekolah dan kemudian informasi tersebut diteruskan ke pihak kepolisian.
Polres Batu melakukan investigasi atas kejadian tersebut.
Pihak Jawa Timur Park mengkonfirmasi insiden, dan menutup sementara wahana Pendulum 360 untuk evaluasi.
Tanggapan Keluarga Korban
Orang tua korban, WS menyatakan kekecewaannya atas insiden ini dan berharap tanggung jawab lebih dari pihak Jatim Park, tidak hanya dari sisi biaya medis.
Pihak Jatim Park menyatakan bahwa biaya rawat inap ditanggung penuh, tetapi rawat jalan hanya 30 hari, sesuai ketentuan asuransi Jasa Raharja.
Keluarga keberatan karena pemulihan DP diperkirakan memerlukan waktu lebih lama, termasuk kemungkinan terapi dan pemulihan mental karena trauma.
Kondisi Terbaru (per 17 April 2025)
DP masih menjalani perawatan dan dalam kondisi trauma.
Keluarga masih menunggu tindak lanjut dari Jatim Park, dengan keinginan adanya hitam di atas putih dalam kesepakatan tanggung jawab.
Konfirmasi Jatim Park Group
Manager Marketing dan Public Relations Jawa Timur Park Group Titik S. Ariyanto membenarkan adanya peristiwa tersebut. Dia menjelaskan jika sebelumnya sudah dilakukan pengecekan wahana. Pasca peristiwa itu, wahana Pendulum 360 diberhentikan sementara.
"Saat ini wahana tersebut sudah kami off-kan sementara. Sudah ditangani juga oleh kepolisian," ucap Titik saat dikonfirmasi terpisah.
Pihaknya juga menyampaikan telah berkomunikasi dengan keluarga korban terkait apa kendala yang dialami pada wahana tersebut. Terkait insiden, Titik menyebut sedang berproses untuk tindak lanjutnya.
"Kita sudah ada asuransi dari Jasa Raharja, dan memang dalam prosedurnya ada batasan-batasan," ringkasnya.