JATIMTIMES - Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Malang) bukan hanya sebuah lembaga pendidikan tinggi, tetapi juga simbol dari perjalanan panjang pengembangan pendidikan Islam di Indonesia. Berdiri dengan dasar Surat Keputusan Presiden No 50 pada 21 Juni 2004, universitas ini merupakan hasil dari perjuangan panjang yang dimulai sejak tahun 1961.
Sejarah berdirinya UIN Malang bermula dari gagasan para tokoh Jawa Timur untuk mendirikan lembaga pendidikan tinggi Islam di bawah Departemen Agama. Pada tahun 1961, dibentuk Panitia Pendirian IAIN Cabang Surabaya melalui Surat Keputusan Menteri Agama No. 17 Tahun 1961 yang bertugas mendirikan Fakultas Syari’ah di Surabaya dan Fakultas Tarbiyah di Malang. Keduanya merupakan cabang dari IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan diresmikan pada 28 Oktober 1961.
Baca Juga : Ikonik, Baru 3 Bulan Nastar Apel Buatan Obby Sudah Melancong ke Luar Negeri
Tak lama setelah itu, pada 1 Oktober 1964, Fakultas Ushuluddin didirikan di Kediri melalui SK Menteri Agama No. 66/1964.
Pada perkembangannya, ketiga fakultas ini digabung dan berada di bawah naungan IAIN Sunan Ampel Surabaya. Seiring berjalannya waktu, Fakultas Tarbiyah Malang menjadi bagian dari IAIN Sunan Ampel. Namun, perubahan signifikan terjadi pada tahun 1997, ketika berdasarkan Keputusan Presiden No. 11 Tahun 1997, Fakultas Tarbiyah Malang beralih status menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Malang.
Langkah besar terjadi pada tahun 2004, saat STAIN Malang mengajukan perubahan status menjadi universitas. Upaya ini membuahkan hasil dengan diterbitkannya Surat Keputusan Presiden No. 50 pada 21 Juni 2004. UIN Malang kemudian resmi berdiri pada 8 Oktober 2004, dengan visi untuk mengembangkan pendidikan tinggi Islam dan ilmu umum, menjadikannya sebagai lembaga pendidikan yang lebih beragam dan inklusif.
Selain sejarah yang kaya, UIN Malang juga memiliki visi pendidikan yang unik dan inovatif. Sebagai universitas yang mengusung integrasi ilmu pengetahuan, UIN Malang tidak hanya mengembangkan ilmu melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen, tetapi juga menekankan kajian dari perspektif Islam melalui al-Qur’an dan Hadits. Paradigma integrasi ini menjadikan matakuliah studi keislaman seperti Al-Quran, hadis, dan fikih sebagai bagian penting dalam kurikulum pendidikan.
Saat ini, UIN Malang memiliki enam fakultas yang berfokus pada berbagai disiplin ilmu. Fakultas-fakultas tersebut meliputi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Syari’ah, Fakultas Humaniora, Fakultas Ekonomi, Fakultas Psikologi, dan Fakultas Sains dan Teknologi. Setiap fakultas memiliki program studi yang beragam, mulai dari Pendidikan Agama Islam, Hukum Bisnis Syari’ah, hingga Matematika, Biologi, dan Farmasi.
Selain itu, UIN Malang juga menawarkan program pascasarjana yang mengembangkan enam program studi magister, termasuk Manajemen Pendidikan Islam, Pendidikan Bahasa Arab, serta Agama Islam. Tidak hanya itu, UIN Malang juga membuka dua program doktoral di bidang Manajemen Pendidikan Islam dan Pendidikan Bahasa Arab.
Sebagai bagian dari strategi pengembangan akademik, UIN Malang mengusung konsep bilingual university. Yakni seluruh sivitas akademika diwajibkan untuk menguasai dua bahasa: Arab dan Inggris. Melalui penguasaan bahasa Arab, diharapkan mahasiswa mampu memahami sumber-sumber utama ajaran Islam, yakni Al-Quran dan hadis. Sementara itu, penguasaan bahasa Inggris memungkinkan mahasiswa untuk terhubung dengan ilmu pengetahuan umum dan modern serta berkomunikasi secara global.
Sebagai bagian dari upaya integrasi pendidikan Islam, UIN Malang juga memiliki ma’had atau pesantren kampus. Mahasiswa tahun pertama diwajibkan untuk tinggal di ma’had, yang menjadi pusat pengajaran agama dan penguatan karakter keislaman mereka. Hal ini menciptakan sintesis antara tradisi universitas dan pesantren, yang menghasilkan lulusan yang tidak hanya menguasai disiplin ilmu masing-masing, tetapi juga memiliki kedalaman ilmu agama.
Baca Juga : Pendaftaran Jalur Mandiri UIN Malang 2025: Kesempatan bagi Calon Mahasiswa yang Belum Lolos SNBP/SNBT
Terletak di Jalan Gajayana 50, Dinoyo, Malang, dengan lahan seluas 14 hektare, UIN Malang telah menjalani proses modernisasi sejak 2005. Universitas ini membangun berbagai fasilitas fisik seperti gedung rektorat, kantor administrasi, laboratorium, serta fasilitas kemahasiswaan dan olahraga. Pembangunan ini didukung oleh pendanaan dari Islamic Development Bank (IDB), yang memberikan persetujuan pada 17 Agustus 2004.
Pada tahun 2009, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan nama resmi kepada universitas ini sebagai Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Nama tersebut diambil untuk menghormati Maulana Malik Ibrahim, salah satu tokoh besar dalam sejarah Islam di Indonesia yang juga anggota Wali Songo.
Dengan komitmen yang kuat dari seluruh sivitas akademika, UIN Malang bertekad untuk menjadi the center of excellence dalam pendidikan Islam dan peradaban. Universitas ini bercita-cita untuk mengimplementasikan ajaran Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam (rahmat li al-alamin), menciptakan generasi intelektual ulama yang profesional dan ulama yang intelektual, yang dapat memberikan kontribusi signifikan bagi dunia.
Sementara itu, di bawah kepemimpinan Prof Dr HM. Zainuddin MA, UIN Maliki Malang kini memiliki lompatan-lompatan yang membuat UIN Maliki Malang semakin maju. Prof Zain, sapaan rektor, berkomitmen untuk memajukan UIN Maliki Malang sebagai kampus unggul bereputasi internasional.
UIN Malang kini berdiri teguh sebagai lembaga pendidikan yang tidak hanya mengembangkan ilmu pengetahuan tetapi juga membentuk karakter dan integritas pribadi para mahasiswanya, menjadikannya pusat peradaban Islam yang berkualitas.
"Makanya kami dan segenap civitas UIN Maliki Malang terus berupaya membuat inovasi-inovasi dalam berbagai bidang untuk mendorong kemajuan kampus. Apalagi, saat ini UIN Malang juga telah memiliki kampus 3 yang tentunya akan semakin memperkuat UIN Maliki Malang sebagai kampus bereputasi internasional," katanya.