JATIMTIMES - Polres Jombang mengerahkan 1.000 personel gabungan untuk mengamankan mudik lebaran Idul Fitri 2025. Lima pos pengamanan dan pelayanan mudik lebaran juga disiagakan di sepanjang jalur mudik.
Pengamanan mudik lebaran dimulai dengan Apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat Semeru 2025 di Lapangan Mapolres Jombang, Jalan KH Wahid Hasyim, Kamis (20/03/2025). Sebagai penanda dimulainya operasi, Kapolres Jombang AKBP Ardi Kurniawan menyematkan pita merah kepada personel pengamanan.
Baca Juga : Dilantik di Gedung Negara Grahadi, Bupati dan Wakil Bupati Pamekasan Diminta Segera Siapkan RPJMD
Dikatakan Ardi, pihaknya menyiapkan 1.000 personel gabungan dari unsur polisi, TNI, Dishub Jombang, Satpol PP, BPBD, dan relawan ormas dalam mengamankan mudik lebaran di Kota Santri. Kesiapan para personel dicek dalam apel gelar pasukan pagi tadi.
"Apel kesiapan operasi ini untuk memastikan seluruh personel dan sarana prasarana tergelar dengan baik. Sehingga dapat mendukung arus mudik dan arus balik agar masyarakat bisa mudik dengan aman dan nyaman," ucapnya kepada wartawan di lokasi, Kamis (20/03/2025).
Pihak kepolisiam akan menyiagakan 5 pos pengamanan dan 1 pos pelayanan di sepanjang jalur mudik. Yaitu Pospam Mojoagung di RTH Mojoagung, Pospam Exit Tol Tembelang, Pospam Bandar Kedungmulyo, Pospam Rest Area 678 A dan Pos Pam Rest Area 678 B, serta Pos Pelayanan di Pos Kota Jalan KH Wahid Haysim.
Menurut Ardi, titik kepadatan kerap terjadi dari Exit Tol Bandar Kedungmulyo hingga Simpang Mengkreng. Sebab, di jalur arteri itu terdapat dua titik trauble spot seperti Jembatan Kayen, dan Rel KA Bandar Kedungmulyo.
"Kita bersama-sama dengan TNI dan Pemda melaksanakan strategi untuk rekayasa lalu lintas, pengalihan arus, bisa dengan contra flow juga. Tentunya ini kita sesuaikan dengan kondisi di lapangan," ujarnya.
Baca Juga : Kontras Gelar Diskusi Revisi UU TNI, Andy Erfan : Jangan Sampai Kita Kembali ke 30 Tahun Lalu!
Ardi juga mengimbau bagi para pemudik agar sabar saat melakukan perjalanan. Kemacetan dan kecelakaan terjadi akibat pengendara kurang sabar dan memaksakan jalan dalam kondisi mengantuk.
"Terkadang masyarakat kurang sabar saat ada pengaturan lalu lintas ataupun capek tidak mau istirahat sehingga bisa menimbulkan kemacetan dan kecelakaan," pungkasnya.(*)