JATIMTIMES - Penemuan ladang ganja di kawasan konservasi Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) mengejutkan banyak pihak. Fakta ini terungkap dalam persidangan di Pengadilan Negeri Lumajang, Selasa (11/3/2025), yang menghadirkan tiga saksi dari TNBTS. Polisi hutan menemukan 59 titik penanaman ganja dengan luas total sekitar 1 hektare di zona konservasi.
Namun, yang membuat kasus ini semakin menjadi sorotan adalah dugaan bahwa keberadaan ladang ganja tersebut telah lebih dulu "diramalkan" dalam animasi Dhot Design.
Baca Juga : Menjadi Insan Ber-ETHIKA: BPJS Ketenagakerjaan Nganjuk Berbagi Kebahagiaan di Bulan Ramadan
Isu ini ramai diperbincangkan warganet di media sosial. Banyak yang mengaitkan penemuan ladang ganja di Bromo dengan cerita dalam animasi Dhot Design, sebuah kanal YouTube yang dikenal dengan konten animasi bertema sekolah, percintaan, dan arti kehidupan.
"Wkwk ini rame di tiktok katanya juga Dhot Design udah kasih spoiler lewat animasinya kalau ada ladang ganja ini," @inisialnya*****.
"Lucunya animasi dhot design tuh udah ungkap d ceritanya ada pohon ganja d bromo," @scur**.
Dalam seri animasi berjudul Pendakian Kedua Full Movie yang diunggah pada 7 Januari 2025, Dhot Design mengunggah dengan durasi lebih lama yakni 1 jam 16 menit. Pasalnya, animator tersebut biasanya mengunggah seri per-episode dengan durasi pendek sekitar 10 hingga 12 menit.
"Maaf ya Upload full movie dulu, Episode barunya besok aja Oke," demikian keterangan dhot design pada Januari lalu.
Dalam seri itu, Dhot Design menceritakan para karakternya yakni Kona, Dhot, Robi, Peot mendaki di salah satu gunung yang ditemani guide bernama Topan. Lantas Peot tiba-tiba nyasar dan masuk ke dalam suatu goa dengan dua orang penjaga berbadan tegap dan gagah.
Peot pun ketahuan dan dimasukkan ke dalam sel. Kemudian Peot mendapati jendela yang menghadap ke ladang ganja. Rupanya ia baru mengetahui bahwa di gunung yang didaki terdapat ladang ganja.
Dalam cerita tersebut, ladang ganja ini dikendalikan oleh seorang bos berjas hitam. Bahkan diceritakan jika setiap harinya ada kurir yang menyamar sebagai pendaki untuk membawa ganja turun ke bawah.
Banyak warganet yang mengklaim jika cerita animasi ini mirip dengan kasus nyata yang terungkap di Bromo, sehingga banyak warganet berspekulasi bahwa animator Dhot Design telah "meramalkan" keberadaan ladang ganja sebelum kasus ini terbongkar oleh pihak berwenang.
Baca Juga : Uji Coba Satu Arah, Kasatlantas Polresta Sidoarjo Temukan Banyak Pengendara Roda Dua Langgar Aturan
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, dalam persidangan, tiga saksi dari TNBTS, yaitu Edwy Yunanto, Yunus Tri Cahyono, dan Untung, memberikan kesaksian mengenai dampak lingkungan akibat keberadaan ladang ganja tersebut.
"Ada 59 titik penanaman dengan luas bervariasi, mulai dari 2 meter persegi hingga 16 meter persegi," ungkap saksi Yunus Tri Cahyono.
Saksi lain, Untung, menegaskan bahwa aktivitas ilegal ini telah merusak ekosistem kawasan konservasi.
"Itu daerah endemik. Tanaman selain endemik tidak boleh ditanam di situ. Penanaman ganja di tempat itu termasuk pelanggaran. Itu merusak," tegasnya.
Selain itu, kawasan tersebut merupakan habitat alami bagi berbagai tanaman khas seperti pinus dan cemara. Jika terjadi kerusakan, diperlukan upaya pemulihan ekosistem. Namun, ketika hakim menanyakan sumber anggaran untuk pemulihan, para saksi mengaku tidak mengetahuinya.
Dalam persidangan, juga terungkap bahwa pihak TNBTS sebenarnya telah melakukan sosialisasi dan memasang papan peringatan terkait larangan memasuki kawasan hutan konservasi. Namun, papan tersebut tidak mencantumkan ancaman hukuman, sehingga dinilai kurang efektif.
Ketua majelis hakim, Redite Ika Septiana, didampingi dua hakim anggota, Gandha Wijaya dan I Nyoman Ary Mudjana, lantas menegaskan jika ladang ganja masih ditemukan di kawasan TNBTS di masa depan, maka hal itu bisa dianggap sebagai kesengajaan dan pembiaran.