JATIMTIMES - Diduga akibat luapan sungai irigasi, 3 dusun di Desa/Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo terendam banjir setinggi rata-rata 80 centimeter hingga 100 centimeter, Rabu (12/3/2025) sekitar pukul 23.00 WIB.
Berdasarkan laporan BPBD Kabupaten Situbondo, akibat banjir tersebut sebanyak 26 kepala keluarga (KK) di 3 dusun yakni Dusun Krajan Utara, Dusun Klampongan dan Dusun Karang Anyar terdampak, bahkan beberapa diantaranya air masuk kedalam rumah.
Baca Juga : IHTC Kediri Akui Kesalahan Membawa Nama PT Ash Shofwah Situbondo Pada Masalahnya
Meskipun tidak ada korban jiwa, kejadian tersebut membuat warga setempat merasa was-was, sebab banjir ini bukanlah kali pertama yang terjadi dalam kurun waktu 3 bulan sebanyak 3 kali.
Berdasarkan hal tersebut, Rizal salah satu warga dusun Krajan Utara meminta kepada pemerintah Kabupaten Situbondo untuk segera mencari dan mengatasi sumber penyebab banjir yang sering terjadi akhir-akhir ini.
"Ini banjir yang ketiga kalinya sudah, masa belum ketemu penyebabnya. Seharusnya pemerintah langsung mencari sumber penyebabnya, kalau sumber penyebabnya tidak diperbaiki mau sampai kapanpun kalau hujan pasti banjir lagi," ujar Rizal, Kamis (13/3/2025).
Hal senada juga disampaikan oleh Lina Nurhayati warga Dusun Karang Anyar. Dia mengatakan bawa sejak akhir tahun 2024 setiap hujan di hulu, sungai irigasi pasti meluap dan mengakibatkan banjir.
"Setiap hujan pasti banjir dari sungai irigasi itu pak, yang parah Januari dan Februari kemarin. Ini harusnya penyebabnya dibenarkan duluan, kalau tidak dibenarkan pak, bisa banjir terus nanti, was-was juga kami," ungkapnya.
Baca Juga : Pemilu dan Oligarki: Analisis Ekonomi Politik Atas Konsolidasi Kekuasaan
Sebagai informasi, Pemerintah Kabupaten Situbondo telah berupaya melakukan penanganan pasca bencana banjir yang melanda tiga kecamatan yakni Mlandingan, Bungatan dan Kendit pada Januari dan Februari lalu.
Bahkan baru-baru ini Pemkab dengan DPRD telah membahas persoalan bantuan perbaikan rumah rusak berat akibat bencana banjir sebesar Rp 15 juta per rumah rusak berat. Namun sayangnya, hal tersebut belum sampai terealisasi banjir kembali melanda.