Haul Bung Karno ke-55, Wali Kota Blitar: Hidupkan Pancasila dan Trisakti, Jangan Lupakan Sejarah
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Nurlayla Ratri
21 - Jun - 2025, 08:43
JATIMTIMES — Menjelang malam, langit Kota Blitar mulai temaram ketika ribuan warga memadati kawasan Perempatan PGSD. Di sana, semangat kebangsaan dan spiritualitas rakyat menyatu dalam Selamatan Akbar Haul Bung Karno ke-55 yang digelar pada Jumat malam, 20 Juni 2025.
Di tengah lantunan hadrah, doa, dan tumpeng selamatan, Wali Kota Blitar, H. Syauqul Muhibbin atau akrab disapa Mas Ibin, menyampaikan pesan penting: haul bukan hanya seremoni, melainkan cermin karakter bangsa.
Baca Juga : Berangkatkan Ratusan Peserta M 111 2025, Wali Kota Malang Komitmen Wujudkan Ngalam Tahes
“Kegiatan haul ini harus menjadi refleksi. Bukan sekadar ritual tahunan, tapi momentum kita semua untuk meneladani Bung Karno dalam membangun karakter bangsa yang kuat,” ujar Mas Ibin dalam sambutannya yang disampaikan dengan penuh semangat di hadapan ribuan warga dan tamu undangan.
Acara Selamatan Akbar Haul Bung Karno ke-55 juga diwarnai oleh kehadiran sejumlah tokoh nasional dan daerah yang turut memberikan makna mendalam pada peringatan tersebut. Hadir di tengah ribuan masyarakat, terlihat Wali Kota Surabaya, Wakil Bupati Sleman, serta Anggota DPR RI Romi Soekarno yang juga merupakan bagian dari keluarga besar Bung Karno.
Ketua Banggar DPR RI Said Abdullah pun tampak hadir, bersama anggota DPRD Provinsi Jawa Timur dan mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang mewakili sambutan dari Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri. Dari jajaran kepala daerah, Bupati Blitar Rijanto dan Bupati Nganjuk Marhaen Jumadi ikut serta menyemarakkan haul. Hadir pula Sukmawati Soekarnoputri, mewakili keluarga Bung Karno, yang keberadaannya memperkuat nilai emosional sekaligus historis dalam ziarah kebangsaan ini.
Acara yang dimulai pukul 18.00 WIB itu dibuka dengan lantunan hadrah, dilanjutkan pembacaan Yasin dan tahlil. Tak kurang dari 5.000 tumpeng disiapkan untuk dibagikan kepada masyarakat sebagai simbol kebersamaan, syukur, dan gotong royong—nilai-nilai yang diperjuangkan Bung Karno sepanjang hidupnya. Tepat pukul 20.00 WIB, lagu kebangsaan Indonesia Raya berkumandang dengan khidmat, membangun atmosfer nasionalisme yang menggugah.
Mas Ibin menegaskan, tumpeng yang dibagikan dalam haul ini bukan sekadar jamuan, melainkan pesan simbolik tentang betapa pentingnya menjaga semangat persatuan dan budaya bangsa. “Tumpeng adalah ambeng kebudayaan. Ia mewakili rasa syukur rakyat, simbol gotong royong, dan kekayaan budaya lokal yang dijunjung Bung Karno,” katanya...