Slametan Brokohan Bung Karno, Wali Kota Mas Ibin Ajak Warga Blitar Teladani Sang Proklamator
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Nurlayla Ratri
07 - Jun - 2025, 08:15
JATIMTIMES - Langit malam di Istana Gebang, Kota Blitar, tampak bersahaja namun khidmat pada Jumat (6/6/2025). Di halaman rumah masa kecil Sang Proklamator, cahaya lampu remang membingkai panggung pertunjukan wayang kulit yang digelar dalam rangka Slametan Brokohan Hari Lahir Bung Karno. Pertunjukan ini menjadi penanda pembuka rangkaian Bulan Bung Karno yang setiap Juni digelar Pemerintah Kota Blitar sebagai bentuk penghormatan atas jasa besar Ir. Soekarno.
Wali Kota Blitar, H. Syauqul Muhibbin, S.H.I., yang akrab disapa Mas Ibin, hadir bersama jajaran Forkopimda, pimpinan DPRD, budayawan, tokoh agama, dan tokoh masyarakat. Dalam sambutannya, Mas Ibin menekankan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan momen reflektif untuk meneladani semangat nasionalisme dan patriotisme Bung Karno.Tradisi brokohan yang digelar di halaman Istana Gebang diharapkan menjadi agenda tahunan, sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa para pahlawan, khususnya Bung Karno.
Baca Juga : Pemkab Malang Susun Skema Pembayaran Gaji PPPK Melalui BUMD BPR Artha Kanjuruhan
"Setidaknya setahun sekali kita berkumpul, berdoa bersama untuk Bung Karno. Ini bentuk penghormatan kita terhadap jasa para pahlawan," ujar Mas Ibin dalam sambutan pembuka.
Selain itu, untuk memperkuat nilai-nilai budaya lokal, Pemkot Blitar juga menghadirkan pagelaran wayang kulit lakon “Pepyajar Pringgondani”, yang menggambarkan proses perjuangan Gatotkaca menemukan jati dirinya sebagai pemimpin sejati—sebuah pesan yang sejalan dengan ajaran Trisakti Bung Karno: berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Bagi Mas Ibin, kegiatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan upaya menghidupkan kembali nilai-nilai yang diwariskan oleh Bung Karno: keberanian, persatuan, dan cita-cita mewujudkan Indonesia yang adil dan sejahtera. Ia meyakini, dengan meneladani spirit Bung Karno, bangsa ini akan terus tumbuh menjadi bangsa besar, kuat, dan bermartabat. “Insyaallah dengan kita mendoakan dan meneladani pemimpin kita, Indonesia akan tambah makmur,” imbuhnya, lalu membuka acara dengan pekik lantang: Merdeka!
Wayang kulit dengan dalang Ki Rudi Gareng, seniman lokal Kota Blitar, menjadi suguhan utama malam itu. Pentas ini dipilih bukan tanpa makna. Sebagai seni pertunjukan yang sarat falsafah, wayang menjadi jembatan pengingat nilai-nilai luhur bangsa—nilai yang juga dijunjung Bung Karno dalam membangun Indonesia...