Peringatan Harlah Pancasila di Kota Blitar: Emil Dardak Gaungkan Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Nurlayla Ratri
02 - Jun - 2025, 04:07
JATIMTIMES - Alun-alun Kota Blitar berubah menjadi panggung nasionalisme pada pagi Senin, 2 Juni 2025. Di bawah langit mendung yang membayang tenang, Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggelar upacara peringatan Hari Lahir Pancasila secara khidmat dan penuh makna. Bukan sekadar rutinitas seremonial tahunan, peringatan ini menjelma menjadi refleksi ideologis yang mendalam, di kota yang menyimpan napas sejarah—tempat peristirahatan terakhir Bung Karno, Proklamator Republik.
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, bertindak sebagai inspektur upacara. Di hadapan para tokoh pemerintahan, militer, pelajar, dan masyarakat umum yang memenuhi alun-alun, Emil mengajak semua pihak untuk meneguhkan kembali makna Pancasila di tengah arus deras informasi dan tantangan zaman.
Baca Juga : Kodim 0825 Banyuwangi Gelar Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila
“Pancasila bukan hanya dasar negara, tapi juga fondasi moral dalam membangun karakter bangsa. Di tengah gempuran arus informasi dan disrupsi teknologi, ideologi ini harus menjadi kompas bersama agar Indonesia tetap satu dalam keberagaman,” tegas Emil dalam amanatnya.
Peringatan yang mengusung tema “Memperkokoh Ideologi Pancasila Menuju Indonesia Raya” ini menjadi penegasan arah kebijakan Pemprov Jatim yang bertumpu pada prinsip-prinsip keadilan sosial dan pemerataan pembangunan. Emil menyampaikan bahwa aktualisasi nilai-nilai Pancasila harus menjelma dalam kerja-kerja nyata birokrasi—dari pelayanan publik hingga kebijakan pendidikan.
Menurutnya, masih banyak masyarakat yang hafal lima sila Pancasila, namun belum sepenuhnya memahami makna dan penerapannya. “Saya yakin semuanya sudah hafal sila 1-5 Pancasila, tapi belum tentu dalam kehidupan sehari-hari bisa membedakan hitam dan putih,” katanya di hadapan peserta upacara.
Ia memberi contoh konkret: keadilan dalam pendidikan. Menurutnya, tidak boleh ada anak yang putus sekolah hanya karena alasan biaya. Karena itu, Pemprov Jatim telah menggulirkan sekitar 70 ribu beasiswa untuk siswa sekolah swasta, sebagai bentuk pemerataan dan keberpihakan yang sejalan dengan semangat sila kelima.
“Pemimpin daerah harus berideologi tinggi agar setiap keputusan mampu mencerminkan keadilan. Ini bagian dari mengamalkan Pancasila secara substantif, bukan hanya simbolik,” ujar Emil...