Wilujengan di Situs Tri Tingal: Saat Warga Purworejo Blitar Mengaji Alam dan Sejarah
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Yunan Helmy
06 - May - 2025, 08:08
JATIMTIMES - Di bawah rindangnya pohon kemuning yang usianya entah berapa abad, senja pada Selasa, 6 Mei 2025, Desa Purworejo, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar, kembali melakoni ritual sakral: wilujengan di situs Tri Tingal.
Bukan sekadar upacara tahunan, peristiwa ini menjadi muara dari arus waktu yang mengalir sejak 315 tahun lalu, kala seorang tokoh bernama Ki Kerto atau yang dikenal sebagai Mbah Pret membuka hutan dan mendirikan desa kali pertama pada sekitar tahun 1710. Di balik hening doa dan dupa yang mengepul, terhampar kisah yang menyulam spiritualitas, sejarah, dan identitas kultural desa.
Jejak Leluhur dalam Wilujengan
Baca Juga : RPJMD Kabupaten Blitar Disusun: Bupati Rijanto Ajak Semua Pihak Berpikir Inklusif
Aroma dupa dan kepulan kemenyan perlahan memenuhi udara sore di situs Tri Tingal, menandai dimulainya rangkaian acara wilujengan yang sarat makna. Di bawah langit yang teduh, kirab budaya membuka perhelatan sakral ini, mengarak simbol-simbol adat dan pusaka desa menuju pelataran petilasan.
Warga berbondong-bondong mengikuti iring-iringan dengan penuh khidmat, mengenakan busana tradisional sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur. Sesampainya di lokasi utama, Kepala Desa Purworejo Kalinggo Purnomonmemberikan sambutan, menyampaikan harapan agar tradisi wilujengan terus menjadi penanda keberlanjutan nilai-nilai spiritual dan kultural desa.
Doa dan tahlil pun dilantunkan, memecah keheningan dengan dzikir yang menggetarkan jiwa, menautkan masa kini dengan jejak panjang para pendahulu. Sebagai penutup, warga duduk melingkar menikmati nasi berkat bersama—simbol kebersamaan dan rasa syukur yang tak lekang waktu.
Wilujengan adalah wujud paling purba dari penghormatan masyarakat Jawa terhadap leluhur. Kepala Desa Purworejo Kalinggo Purnomo menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah bagian tak terpisahkan dari rangkaian bersih desa. Di petilasan Tri Tingal, warga berkumpul untuk memanjatkan doa: bagi para pendiri desa, para perangkat desa yang telah wafat, serta seluruh masyarakat agar diberi keselamatan dan keberkahan dunia-akhirat.
"Di Tri Tingal ini, kita berdoa agar para leluhur yang dahulu membuka dan merawat desa ini mendapat ampunan dan tempat terbaik di sisi Tuhan," ungkap Kalinggo. Ia menambahkan bahwa setiap doa adalah bentuk syukur atas kehidupan dan nikmat yang terus mengalir di Purworejo, sembari mengharap perlindungan Tuhan atas masa depan desa...