Bangsa Ini Jadi Pengkhianat Islam di Akhir Zaman
Reporter
Anggara Sudiongko
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
27 - Apr - 2025, 10:18
JATIMTIMES - Di tengah perjalanan sejarah umat manusia, nubuat mengenai bangsa Rum (Romawi) kembali menggema dalam kajian akhir zaman. Dalam sejumlah literatur Islam, bangsa ini disebutkan akan memainkan peran penting menjelang datangnya hari kiamat, sebagaimana tercantum dalam Al-Qur'an surah Ar-Rum ayat 1-6.
Surah tersebut menggambarkan peristiwa kekalahan bangsa Rum oleh Persia, namun dengan janji kemenangan yang kemudian akan datang. "Bangsa Romawi telah dikalahkan, di negeri yang terdekat dan mereka setelah kekalahannya itu akan menang dalam beberapa tahun lagi" begitu firman Allah dalam ayat-ayat tersebut.
Baca Juga : Kediri dalam Lintasan Sejarah: Dari Airlangga hingga Amangkurat III
Momentum ini menjadi sorotan utama dalam diskursus akhir zaman, di mana peran bangsa Rum tidak sekadar sebagai bangsa biasa, melainkan sebagai bagian dari skenario besar yang menguji keimanan umat.
Dikutip dari karya Muslih Abdul Karim dalam buku Isa dan Al-Mahdi di Akhir Zaman, perjalanan akhir zaman akan diawali dengan aliansi antara umat Islam dan bangsa Rum untuk menghadapi musuh bersama. Namun ironi sejarah berkata lain: di tengah perjalanan, bangsa Rum dikabarkan akan mengkhianati perjanjian tersebut, berbalik arah, dan memerangi umat Islam.
Rasulullah SAW, melalui hadits yang diriwayatkan Muadz bin Jabal, memperinci tanda-tanda besar sebelum kiamat: mulai dari wafatnya Nabi Muhammad SAW, penaklukan Baitul Maqdis, wabah penyakit yang mematikan, melimpahnya kekayaan, hingga peristiwa kedatangan Bani Ashfar (sebutan lain bangsa Rum) dengan kekuatan besar, yaitu 80 bendera, masing-masing berisi 12 ribu pasukan.
Dalam riwayat lain, seperti tercatat di kitab Misykah Al-Mashabih, digambarkan bagaimana bangsa Rum, setelah mengikat perjanjian damai, secara tiba-tiba mengkhianatinya. Salah satu insiden kritis diceritakan: seorang lelaki Romawi mengibarkan bendera salib dan mengklaim kemenangan salib di padang Dzi Tulul.
Provokasi ini memicu amarah umat Islam, yang akhirnya menyerang dan membunuh pembawa bendera tersebut, memicu pecahnya perang dahsyat. Pertempuran pun meletus dengan dahsyatnya. Allah SWT pun, dalam takdir-Nya, memuliakan para pejuang Islam dengan anugerah syahid.
Hadits Abu Darda RA menyebutkan bahwa dalam pertempuran besar tersebut, markas utama umat Islam akan berada di kawasan Al-Ghauthah, dekat Damaskus, Syam. Damaskus, dalam konteks geopolitik akhir zaman, disebut sebagai titik strategis yang krusial...