Mbok Yem, Penjaga Warung Legendaris di Puncak Lawu, Tutup Usia
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
Yunan Helmy
23 - Apr - 2025, 05:48
JATIMTIMES - Kabar duka menyelimuti dunia pendakian tanah air. Mbok Yem, pemilik satu-satunya warung di puncak Gunung Lawu, telah berpulang ke pangkuan Ilahi pada Rabu (23/4/2025).
Kepergian perempuan yang bernama asli Wakiyem ini membawa duka mendalam bagi para pencinta alam pendaki, hingga masyarakat luas yang pernah merasakan hangatnya sambutan dan masakan dari warung legendaris di ketinggian itu.
Kabar kepergian Mbok Yem pertama kali tersiar lewat unggahan akun X @Jateng_Twit. “Innalillahi wainnailaihi rojiun. Mbok Yem, penjaga warung tertinggi di Pulau Jawa yang berada di dekat puncak Gunung Lawu, meninggal dunia karena pneumonia.” tulis dalam keterangan akun tersebut.
Kepergiannya diiringi dengan doa dan ucapan belasungkawa dari ribuan netizen, khususnya kalangan pendaki yang pernah merasakan kehangatan sapaan dan suguhan sederhananya di jalur menuju Hargo Dumilah.
Warung Mbok Yem bukan sekadar tempat untuk mengisi perut. Terletak di Hargo Dumilah, hanya sekitar 115 meter dari puncak Gunung Lawu yang berada di ketinggian 3.150 mdpl, warung ini sudah seperti rumah kedua bagi para pendaki.
Di tengah dinginnya suhu pegunungan, senyuman ramah Mbok Yem dan sepiring nasi pecel hangat menjadi penguat semangat dan pengusir lelah. Dengan harga yang sangat terjangkau, hanya sekitar Rp15 ribu, para pendaki bisa menikmati nasi pecel lengkap dengan telur ceplok, sayur segar, bihun, serta bumbu khas Magetan yang diracik sendiri oleh Mbok Yem.
Tak hanya itu. Teh manis dan susu hangat selalu tersedia untuk menemani waktu istirahat para pendaki. Kadang, bila beruntung, pengunjung bisa menikmati soto buatan Mbok Yem yang hanya hadir di waktu-waktu khusus seperti bulan Suro.
Bagi yang pernah singgah, warung tersebut tak hanya memberi kenyamanan fisik, tapi juga kenyamanan batin. Warung Mbok Yem menjadi tempat berteduh, mengobrol, hingga menginap bagi rombongan pendaki yang tiba menjelang malam.
Tak banyak yang tahu bahwa perjalanan hidup Mbok Yem dimulai dari profesi sebagai penjual jamu. Bersama mendiang suaminya, ia biasa mencari bahan jamu di lereng Gunung Lawu. Setelah suaminya wafat, aktivitas itu diteruskan oleh putranya. Namun, takdir membawanya menjadi penjaga warung tertinggi di Jawa.
Awalnya, kehadirannya di puncak Lawu bukan untuk membuka warung. Namun sebuah percakapan dengan pendaki menginspirasinya untuk mendirikan tempat sederhana untuk menyediakan logistik para pejalan kaki yang menuju puncak. Dari situ, warung kecil itu tumbuh menjadi tempat legendaris.
Dalam menjaga warungnya, Mbok Yem sempat dibantu anak angkatnya, Pak Muis, selama 17 tahun. Namun di masa tuanya, ia lebih banyak mengandalkan jasa porter untuk membawa pasokan dari bawah. Biayanya pun tidak kecil.
Setiap pengiriman logistik bisa mencapai Rp500 ribu...