Tirai, Taplak, dan Takhta Priayi: Historiografi Akhir Kasus Brotodiningrat dalam Kemelut Madiun (1899–1901)

23 - Apr - 2025, 07:40

Ketegangan memuncak di kantor Residen Madiun: ilustrasi R.M. Adipati Brotodiningrat, Bupati Madiun, beradu argumen dengan seorang pejabat Eropa. Adegan ini menggambarkan benturan kehormatan dan kekuasaan antara priyayi Jawa dan administratur kolonial Belanda, sebuah simbol resistensi halus dalam struktur pemerintahan Hindia Belanda akhir abad ke-19. (Foto: Ilustrasi dibuat oleh JatimTIMES)


JATIMTIMES - Pada suatu malam yang tenang di tanggal 6 Oktober 1899, sebuah peristiwa ganjil terjadi di Madiun, salah satu keresidenan penting di wilayah Vorstenlanden Jawa Timur. Rumah Residen Donner, pejabat kolonial tertinggi di daerah itu, menjadi sasaran pencurian. 

Namun bukan harta atau dokumen penting yang raib, melainkan justru tirai jendela dan taplak meja, benda-benda remeh namun sarat simbolisme. Peristiwa ini bukan sekadar insiden kriminal biasa; dalam kacamata Residen Donner, ia adalah sebuah pesan politis, sebuah penghinaan simbolik yang ditujukan langsung kepada dirinya oleh musuh tersembunyi dari kalangan elite bumiputra.

Baca Juga : Pemkab Malang Fokus Tingkatkan Kualitas Pendidikan, Wabup Lathifah: Perlu Adanya Pemerataan SDM

Donner, seorang pejabat Hindia Belanda yang telah lama mencurigai Bupati Madiun Raden Mas Adipati Brotodiningrat, segera menafsirkan pencurian tersebut sebagai tindakan subversif. Tirai yang hilang adalah tirai tempat ia biasa menikmati kopi pagi dalam balutan baju tidur, sebuah kebiasaan personal yang kini terasa terintip dan dilecehkan. Dalam atmosfer kolonial yang sarat kecurigaan, peristiwa kecil semacam ini bisa menjadi detonator krisis besar, dan itulah yang terjadi di Madiun.

Selama bulan Oktober 1899, serangkaian pencurian menimpa rumah-rumah orang Eropa di Madiun. Kejadian-kejadian ini segera memunculkan desas-desus tentang meningkatnya kriminalitas, keruntuhan ketertiban sosial, dan bahkan ancaman terhadap kekuasaan kolonial. Donner memanggil Brotodiningrat dan menuntut penyelidikan. 

Sang bupati, dengan nada berdiplomasi, menyarankan langkah-langkah administratif: registrasi seluruh pelayan pribumi yang bekerja untuk warga Eropa serta pemasangan lampu penerangan di rumah-rumah mereka. Donner menolak dengan keras. Ia tak mau dianggap panik atau gagal mengendalikan situasi. Ia menuduh bupati memanipulasi keadaan dan menyimpan niat politik tersembunyi.

Dugaan itu diperkuat ketika Soeradi, seorang mantan narapidana yang kabur dari penjara, tertangkap dan mengaku sebagai pelaku pencurian. Barang-barang curian, termasuk taplak milik Residen Donner, ditemukan bersamanya. Brotodiningrat segera menutup kasus: ia mengklaim bahwa keamanan telah dipulihkan, dan bahkan mengusulkan penghargaan medali bagi beberapa polisi yang dianggap berjasa. Namun Donner tetap tidak percaya. Ia melihat ini sebagai rekayasa yang disusun untuk menutupi dalang sebenarnya, yaitu Brotodiningrat sendiri...

Baca Selengkapnya


Topik

Hiburan, Seni dan Budaya, Brotodiningrat, sejarah, madiun,



Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat di Indonesia. Sektor industri, perdagangan, dan pariwisata menjadi pilar utama perekonomian Jatim. Pembangunan infrastruktur juga terus dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

cara menyimpan tomat
memilih model baju kerja wanita
harga gabah shio 2025
Cincin anniversary bukan sekadar perhiasan - ia adalah simbol yang menceritakan perjalanan cinta yang telah dilalui bersama. Mari kita dalami bagaimana Tips Memilih Wedding Anniversary Ring yang tepat untuk moment spesial Anda.

cara simpan tomat
Tips Memilih Bralette