Sinopsis Film 'Pengepungan di Bukit Duri' Karya Joko Anwar, Ini Jadwalnya di Bioskop Malang
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
Yunan Helmy
22 - Apr - 2025, 06:25
JATIMTIMES - Joko Anwar kembali hadir dengan film terbarunya yang mengangkat isu sosial berjudul Pengepungan di Bukit Duri. Film yang dirilis serentak di bioskop Indonesia sejak 17 April 2025 ini langsung mencuri perhatian publik, termasuk penonton di Kota Malang.
Tidak hanya menghadirkan aksi menegangkan, film ini juga menawarkan kritik tajam terhadap sistem pendidikan dan ketimpangan sosial.
Film berdurasi 1 jam 58 menit ini diproduksi oleh Come and See Pictures dan Metro Goldwyn Mayer (MGM). Judul internasionalnya, The Siege at Thorn High, saat ini telah meraih rating 8.0/10 di IMDb dari lebih dari 200 ulasan.
Joko Anwar dalam unggahan Instagram @jokoanwar menyebut film ini telah ditonton lebih dari 270 ribu penonton hanya dalam tiga hari pertama penayangan.
Film ini membawa penonton ke masa depan, tepatnya tahun 2027, ketika Indonesia digambarkan dalam kondisi sosial yang carut-marut akibat rasisme, kekerasan, dan ketimpangan yang makin menggila.
Di tengah kekacauan tersebut, seorang guru pengganti idealis bernama Edwin (Morgan Oey) ditugaskan mengajar di SMA Duri, sebuah sekolah bermasalah di Jakarta Timur.
Namun, Edwin bukan guru biasa. Ia menyimpan misi pribadi, mencari keponakan yang hilang, sebuah permintaan terakhir dari kakaknya sebelum meninggal dunia. SMA Duri jadi titik terakhir dalam pencariannya.
Kondisi sekolah yang brutal dan penuh kekerasan membuat tugas Edwin kian berat. Apalagi, ia termasuk dalam kelompok yang menjadi sasaran diskriminasi.
Saat kerusuhan meluas hingga ke lingkungan sekolah, SMA Duri pun terkepung. Edwin bersama para murid harus bertahan hidup, di tengah desingan peluru dan kekacauan.
Di sisi lain, Edwin tak sendirian. Ada Diana (Hana Pitrashata Malasan), guru perempuan yang juga harus bertahan di tengah pengepungan. Keduanya mencoba menyelamatkan para siswa sekaligus menyelesaikan misi pribadi mereka masing-masing.
Tak hanya sekadar aksi bertahan hidup, film Pengepungan di Bukit Duri juga menggambarkan sistem pendidikan yang gagal, kekerasan sistemik, hingga rasisme yang kerap luput dari perhatian.
Tak banyak yang tahu, kisah dalam film ini ternyata berangkat dari pengalaman nyata sang sutradara. Dalam podcast Panggil Saya BTP pada 16 April lalu, Joko Anwar mengungkapkan bahwa ia pernah menyaksikan kekerasan terhadap kelompok etnis tertentu saat duduk di bangku SMA.
"Mereka melakukan kegiatan yang terlihat telah sering dilakukan. Mereka hunting 'anak Cina' untuk dipukulin. Mereka tarik anaknya, lalu pukulin. Saya pada saat itu bingung dan shock, itu mengganggu sampai saya dewasa," ungkap Joko.
Ia mengaku merasa bersalah karena diam dan tidak melakukan apa pun saat itu. Maka, film ini menjadi caranya menebus kesalahan tersebut...