Penetapan Hari Keris Nasional Tuai Penolakan, Pelestari Tosan Aji Usulkan Tanggal 25 November
Reporter
Bambang Setioko
Editor
Nurlayla Ratri
12 - Apr - 2025, 07:43
JATIMTIMES - Penolakan terhadap wacana penetapan Hari Keris Nasional pada 19 April 2025 makin lantang disuarakan komunitas pelestari budaya. Salah satunya dari Paguyuban Pelestari Tosan Aji Grobogan.
Mereka menyerukan agar penetapan Hari Keris Nasional kembali kepada sejarah, misalnya didasarkan pada penetapan UNESCO.
Baca Juga : Hadapi Tantangan Pergolakan Ekonomi Global, Bank Jatim terus Bersinergi dengan Pemprov
Hal tersebut dinyatakan dalam perhelatan budaya Kridhaning Dhuwung. Panji Grobogan Bhumi Pêpali, paguyuban pelestari tosan aji di bawah naungan Senapati Nusantara (Serikat Nasional Pelestari Tosan Aji Nusantara), secara tegas menyatakan sikap.
Mereka mendesak agar pemerintah menetapkan 25 November sebagai Hari Keris Nasional yang benar. Tanggal ini merujuk pada tanggal pengakuan keris Indonesia sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO tahun 2005.
Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Aris Pranoto, Ketua Panji Grobogan Bhumi Pêpali, di hadapan publik dan komunitas budaya, Sabtu (12/4), di Kabupaten Grobogan.
“Kami menolak tanggal yang lahir dari kepentingan lembaga. Keris bukan simbol organisasi, tapi warisan peradaban. Maka Hari Keris Nasional harus berdiri di atas pijakan sejarah, yaitu 25 November, saat dunia mengakui keris sebagai warisan budaya dunia,” tegas Aris Pranoto.
Desakan dari Panji Grobogan ini mendapat dukungan penuh dari organisasi induk, Senapati Nusantara, yang menaungi puluhan paguyuban keris di seluruh Nusantara. Ketua Pengurus Harian Senapati Nusantara, M.M. Hidayat, hadir langsung dan menegaskan posisi organisasi dalam mendukung sikap Panji Grobogan.
“Apa yang disuarakan Panji Grobogan adalah suara komunitas akar rumput. Senapati Nusantara berdiri di belakang mereka. Tanggal 25 November adalah pilihan yang bermartabat karena bersumber dari sejarah yang diakui dunia, bukan keputusan internal lembaga,” ujar Hidayat.
Pernyataan ini sekaligus menjadi penolakan terhadap rencana pencanangan Hari Keris Nasional oleh organisasi keris lain pada 19 April 2025, yang disebut bertepatan dengan hari lahir organisasi tersebut. Komunitas menilai pendekatan itu tidak berakar pada sejarah dan cenderung mengkerdilkan makna budaya menjadi selebrasi sepihak.
Baca Juga : Baca Selengkapnya