Jembatan Gladak Perak: Simbol Modernisasi Lumajang Era Kolonial di Bawah Kepemimpinan RAA Kartoadiredjo
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Dede Nana
05 - Apr - 2025, 08:52
JATIMTIMES - Pembangunan Jembatan Gladak Perak tidak hanya menjadi bagian dari upaya modernisasi wilayah Lumajang pada masa kolonial, tetapi juga sebagai manifestasi dari kebijakan yang lebih luas dalam strategi penguasaan ekonomi dan politik Belanda di Nusantara. Sejak diberlakukannya Sistem Tanam Paksa (Cultuurstelsel) pada tahun 1830, pemerintah kolonial Hindia Belanda semakin gencar mengembangkan infrastruktur yang dapat menunjang eksploitasi ekonomi di wilayah-wilayah penghasil komoditas penting.
Pada awal abad ke-20, kebijakan politik etis yang meliputi pengembangan pendidikan, irigasi, dan infrastruktur transportasi mulai diterapkan oleh pemerintahan kolonial sebagai upaya untuk "membayar utang" moral kepada penduduk pribumi. Namun, di balik alasan-alasan moral tersebut, terdapat kepentingan ekonomi yang jauh lebih besar.
Baca Juga : Lebaran Ketupat 2025 Jatuh Tanggal Berapa? Ini Sejarah dan Maknanya
Pembangunan jalan, jembatan, dan jalur kereta api bertujuan utama untuk memperlancar distribusi hasil bumi dari pedalaman ke pelabuhan-pelabuhan ekspor. Jembatan Gladak Perak menjadi salah satu proyek yang dibangun dengan motivasi serupa.
Dalam catatan kolonial, disebutkan bahwa sejak tahun 1920, panjang jalan di wilayah Lumajang telah diperpanjang dari sekitar 200 km menjadi 300 km. Pembangunan infrastruktur ini, termasuk Jembatan Gladak Perak, difokuskan untuk menghubungkan berbagai wilayah perkebunan serta mengintegrasikan wilayah pedalaman dengan pusat administrasi kolonial.
Pembangunan jalan Pasirian-Candipuro dan lingkar utara serta timur dilakukan untuk memfasilitasi lalu lintas kendaraan sepanjang 12 km. Selain itu, pembangunan jalan desa dan irigasi seperti Gesang-Kertosari-Besuksat sepanjang 15 km memperlihatkan bagaimana infrastruktur di wilayah Lumajang dibentuk untuk kepentingan kolonial.
RAA Kartoadiredjo dan Proyek Modernisasi Lumajang
Raden Adipati Ario Kartoadiredjo merupakan figur yang melegenda dalam sejarah Kabupaten Lumajang. Lahir pada 13 April 1874 di Bojonegoro, ia merupakan anak dari keluarga pejabat pemerintah kolonial. Ayahnya menjabat sebagai Asisten Wedono di Kabupaten Rembang, sementara ibunya memiliki garis keturunan yang erat dengan beberapa pejabat penting di Semarang, Cirebon, dan Banyuwangi. Salah satu kerabat ibunya, R.T...