JATIMTIMES - Menutup tahun 2025 bukan soal mengejar angka semata, melainkan membaca situasi dengan kepala dingin. Grand Mercure Malang Mirama menargetkan tingkat okupansi 78 persen hingga akhir tahun 2025. Target ini sedikit lebih rendah dibanding capaian tahun 2024 yang stabil di kisaran 80 persen, namun dinilai paling relevan dengan kondisi pasar saat ini.
Sugito Adhi, Cluster General Manager Grand Mercure Malang Mirama & Mercure Surabaya Grand Mirama, menyampaikan bahwa target tutup tahun tersebut disusun berdasarkan realitas lapangan, bukan asumsi optimistis yang mengawang.
Baca Juga : Jelang Nataru, Menhub Pastikan Kesiapan Jalur Darat Surabaya-Banyuwangi
“Kalau kita bandingkan dengan tahun-tahun lalu, biasanya closing di 80 persen. Tahun ini kami targetkan 78 persen sampai Desember,” ujarnya.
Sugito menegaskan, penurunan tipis tersebut masih dalam batas wajar dan dipengaruhi faktor eksternal, terutama kebijakan efisiensi yang berdampak langsung pada aktivitas instansi pemerintah. Menurutnya, perubahan kebijakan itu terasa nyata, baik dari sisi volume kegiatan maupun pola pemesanan.
“Turun sedikit itu wajar karena ada kebijakan-kebijakan yang mempengaruhi. Ini benar-benar terjadi di tengah-tengah, baik dari sisi penginapan maupun jumlah kegiatan,” katanya.
Menjelang akhir tahun, tekanan paling terasa datang dari segmen government. Tidak hanya pada okupansi kamar, tetapi juga pada penggunaan fasilitas penunjang. Sugito mengakui, kontribusi sektor pemerintah tidak sekuat tahun-tahun sebelumnya.
“Kalau secara okupansi memang turunnya juga dari sektor government,” ujarnya.
Namun, dampak terbesar justru terjadi pada segmen Meetings (Pertemuan), Incentives (Insentif), Conferences (Konferensi/Konvensi), dan Exhibitions (Pameran), khususnya penggunaan ruang meeting oleh instansi pemerintah. Intensitas rapat yang menurun dan kebijakan efisiensi membuat volume pemesanan ruang rapat ikut terkoreksi.
“Yang paling besar memang di MICE, di ruang meeting. Kebanyakan dari segmen government,” jelas Sugito.
Baca Juga : BPJS Ketenagakerjaan dan Kejati Jatim Perkuat Sinergi Tingkatkan Kepatuhan Jamsosnaker
Kondisi tersebut bukan fenomena sesaat. Sugito menyebut, tren penurunan aktivitas pemerintah, terutama di sektor MICE, sudah berlangsung dalam dua tahun terakhir. Artinya, target tutup tahun 78 persen bukan sekadar penyesuaian jangka pendek, melainkan cerminan dari perubahan pola pasar yang lebih struktural.
Di tengah situasi tersebut, manajemen hotel memilih fokus menjaga stabilitas kinerja. Menutup tahun dengan okupansi mendekati 80 persen, di tengah tekanan kebijakan dan penurunan aktivitas pemerintah, dinilai sebagai capaian yang tetap solid bagi keberlangsungan bisnis.
Untuk mengamankan target akhir tahun, Grand Mercure Malang Mirama terus mengoptimalkan segmen non-pemerintah. Pasar korporasi swasta, komunitas, hingga kegiatan sosial dan keluarga diperkuat untuk menutup celah penurunan dari sektor government. Strategi diversifikasi ini menjadi kunci agar kinerja hotel tidak bergantung pada satu segmen saja.
“Tutup tahun bagi kami bukan hanya soal angka, tapi bagaimana bisnis tetap sehat dan berkelanjutan. Target boleh turun tipis, tetapi arah tetap dijaga," pungkasnya.