free web hit counter
Jatim Times Network
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Pemerintahan

Akademisi UB Soal Banjir Malang: Ledakan Penduduk dan Hilangnya Resapan Air

Penulis : Riski Wijaya - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

08 - Dec - 2025, 17:16

Loading Placeholder
Genangan yang terjadi di kawasan Blimbing Kota Malang saat hujan deras.(Foto: Istimewa).

JATIMTIMES - Fenomena banjir yang kembali menyapa Kota Malang dinilai bukan lagi persoalan cuaca ekstrem semata. Hal itu masih menjadi perbincangan dan sorotan hangat di tengah masyarakat. 

Pasalnya, banjir yang terjadi di Kota Malang pada Kamis (4/12/2025) lalu terjadi cukup masif. Tercatat ada sebanyak 39 titik banjir yang mengepung Kota Malang.

Baca Juga : Sekda Budiar Serahkan SK Pensiun 65 ASN Pemkab Malang, Tekankan Semangat Berkarya

Menurut Guru Besar Teknik Pengairan Universitas Brawijaya (UB), Prof. Dr. Ir. Muhammad Bisri, M.S., IPU, ada masalah yang lebih mendasar yang dinilai menjadi penyebab banjir. 

Yakni soal lonjakan penduduk dan hilangnya ruang resapan air. Dari catatannya, angka resmi penduduk Kota Malang memang hanya sekitar 850 ribu jiwa. Namun secara faktual, Kota Malang dihuni jauh lebih banyak orang. 

Dengan keberadaan 62 perguruan tinggi dan derasnya arus mahasiswa baru setiap tahun, populasi riil Malang diperkirakan menembus 1,2 hingga 1,5 juta jiwa.

“Penduduk bertambah, kebutuhan hunian ikut naik. Rumah, kantor, rumah sakit, kafe semuanya tumbuh. Dan ketika itu terjadi, lahan-lahan resapan perlahan hilang,” ujar Prof. Bisri.

Kondisi ini membuat struktur permukaan Kota Malang semakin tertutup bangunan. Dalam teori teknik air, kata Prof. Bisri, debit banjir dipengaruhi tiga faktor utama. Yakni C (koefisien pengaliran), I (intensitas hujan), dan A (luas area). 

Masalahnya, C atau koefisien pengaliran Malang kini hampir mendekati angka 1, artinya air hujan nyaris tidak meresap ke tanah dan langsung berubah menjadi limpasan.

“Kalau C sudah 1, maka debit banjir sepenuhnya bergantung intensitas hujan. Hujan deras sedikit saja, limpasan sudah besar. Maka solusinya jelas, kendalikan jumlah penduduk dan alih fungsi lahan,” tegasnya.

Prof. Bisri membeberkan setidaknya empat langkah konkret yang perlu dilakukan pemerintah kota. Yang pertama mulai dengan mengendalikan pertumbuhan penduduk, terutama arus masuk ke dalam kota.

Baca Juga : Bangunan Liar dan Tumpukan Sampah, Dua Biang Banjir yang Dikejar Pemkot Malang

Selanjutnya, memperketat kontrol alih fungsi lahan, memastikan kawasan resapan tidak semakin tergerus permukiman baru. Ketiga menuntaskan masterplan drainase, yang selama ini sudah disusun namun dinilai perlu dieksekusi lebih cepat.

Yang keempat yakni meningkatkan kesadaran warga, mulai dari menjaga saluran air, tidak menutup drainase, hingga mencegah sampah masuk ke aliran air. Ia menilai budaya kerja bakti harus kembali menjadi gerakan kota, terutama menjelang puncak musim hujan.

“Angkat sampah ini perlu digalakkan lagi. Sebelum hujan parah, warga sebaiknya gotong royong membersihkan saluran. Minimal bisa mengurangi risiko,” katanya.

Sebagai bagian dari solusi jangka panjang, Prof. Bisri mengungkapkan tengah mengembangkan teknologi Saluran Drainase Berbasis Sumur Injeksi (SDBSI). Sistem ini dirancang agar air hujan tidak langsung mengalir ke jalan raya, melainkan masuk kembali ke dalam tanah.

“Nanti kalau itu bisa sukses, maka tidak ada air yang mengalir ke jalan raya,” tutupnya optimistis.


Topik

Pemerintahan banjir kota malang banjir kota malang prof bisri guru besar teknik pengairan universitas brawijaya ub



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Indonesia Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Riski Wijaya

Editor

Sri Kurnia Mahiruni

Pemerintahan

Artikel terkait di Pemerintahan

--- Iklan Sponsor ---