free web hit counter
Jatim Times Network
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Pemerintahan

Juri Menyanyi Lomba Kreasi Seni Siswa dan Guru Dispendik Kabupaten Malang: Seperti Menilai Ajang Profesional

Penulis : Ashaq Lupito - Editor : Dede Nana

06 - Nov - 2025, 18:18

Loading Placeholder
Dua juri Lomba Kreasi Seni Siswa dan Guru 2025 Linda Kurnia Prasetyanti (kanan) dan Dini Mustika (kiri) saat menyampaikan testimoni mereka ketika menilai para peserta dalam lomba yang diselenggarakan Dispendik Kabupaten Malang dalam rangka HUT Kabupaten Malang ke-1265 yang berlangsung di Pendapa Dispendik Kabupaten Malang pada Kamis (6/11/2025). (Foto: Ashaq Lupito/JatimTIMES)

JATIMTIMES - Para Juri lomba menyanyi solo pada Lomba Kreasi Seni Siswa dan Guru 2025 mengaku kesulitan saat menilai penampilan para peserta. Sebab, potensi menyanyi di Kabupaten Malang khususnya para siswa, guru, dan pengajar ternyata cukup luar bisa dan bahkan seolah menjadi juri pada ajang menyanyi profesional.

Testimoni tersebut kompak disampaikan oleh kedua juri yakni Linda Kurnia Prasetyanti dan Dini Mustika. Linda merupakan vocal coach profesional yang juga pernah mengenyam beragam pendidikan musik.

Baca Juga : Festival Mbois ke-10 Jadi Aksi Nyata Kolaborasi Kreatif Menuju Ekonomi Malang Mbois

Linda juga memiliki segudang pengalaman sebagai penyanyi hingga coach. Berkat pengalamannya, Linda juga pernah ditunjuk menjadi juri pada berbagai ajang menyanyi dan musik hingga lebih dari 20 event.

Sementara Dini merupakan seorang penyanyi dengan skill yang mumpuni. Ia juga pernah menyabet beberapa prestasi. Di antaranya menjadi the best vocal pada Festival Musik Indosat hingga top ten indie band pada ajang A-Mild Wanted.

Dini juga pernah menjadi vokalis pada sejumlah band ternama. Di antaranya menjadi vokalis utama pada Nuendo Band dan Density Indonesia Band. "Ternyata potensi di Kabupaten Malang luar biasa keren. Kami menilainya sampai bingung, seperti menjadi juri idol," ucap keduanya kompak usai menilai penampilan para peserta.

Lebih lanjut, disampaikan Linda, bakat menyanyi dari para peserta sudah terlihat sejak tahap penilaian secara online sebelum akhirnya memasuki tahap penjurian akhir yang berlangsung hari ini, Kamis (6/11/2025). 

"Finalis dari masing-masing kategori juga sangat luar biasa," ujarnya.

Sebagai informasi, lomba menyanyi solo yang diselenggarakan Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Malang tersebut melibatkan beragam lapisan peserta. Yakni mulai dari kategori PAUD, SD, SMP, guru, dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).

"Kalau secara umum, pada technically (secara teknik), hampir sama saja sebenarnya dengan lomba menyanyi di mana pun. Namun, memang yang paling sering kami soroti dalam penjurian lebih ke banyak hal yang kami nilai. Mulai dari materi suara, teknik, interpretasi ekspresi, dan juga penampilan," bebernya.

Secara materi suara, disampaikan Linda, sebenarnya para peserta punya potensi yang sangat luar biasa. "Bahkan tidak kalah dari kota dan kabupaten lain yang pernah saya juri," imbuhnya.

Namun yang menjadi catatan, diutarakan Linda, ialah dari segi teknik. Menurutnya, yang namanya bernyanyi itu pasti butuh berlatih. "Karena sebagus apa pun produksi bunyinya, teknik itu juga harus di perhatikan," ujarnya.

Sedangkan yang menjadi sorotan selama berlangsungnya penjurian ialah para peserta kategori anak. Di mana, biasanya anak PAUD dan SD tersebut memiliki keterbatasan pada range. "Jadi nadanya masih sangat terbatas. Sehingga yang harus jeli adalah bapak-ibu guru dan pelatihnya untuk menentukan nada dasar," ujarnya.

Kenapa demikian?, dijelaskan Linda, karena nada dasar yang tidak pas dapat menyebabkan nada rendah terkesan fals. "Nada terendah itu hal dasar ya, karena memang pembentukan resonansi sama person bunyinya yang belum terlatih di titik nada rendah tersebut," ujarnya.

Meski demikian, para peserta anak yang kurang menguasai pada nada terendah, bisa mulai tampil cukup baik saat memasuki perpindahan ke nada tinggi. "Tapi ternyata, meskipun nada rendah tidak kena, ketika sudah ada perpindahan nada tinggi ada yang sudah belting, sudah solid bunyinya, sudah berenergi ketika bernyanyi," terangnya.

Meski demikian, Linda tetap menyarankan kepada para peserta untuk terus berlatih. Tujuannya supaya energi dari setiap bunyi hingga register ketika menyanyi bisa lebih terjaga.

"Kemudian notasi, itu memang ditentukan juga oleh kualitas tempat bunyi, kualitas resonansi, kualitas support perlengkapannya dan banyak hal," tuturnya.

Khusus mengenai notasi, Linda mengaku cukup salut dengan penampilan para peserta yang sudah berani jadi dirinya sendiri. "Kemudian berani mengeksplorasi lagu itu tidak seperti yang lagu aslinya," imbuhnya.

Linda menyebut, eksplorasi dengan cara memberikan improvisasi, termasuk memberikan originalitas yang pas untuk menunjang ekspresi dan interpretasi yang dibutuhkan oleh lagu memang terkadang diperlukan. "Tapi improvisasi itu tidak sembarangan ya, itu harus kita batasi untuk menguatkan ekspresi. Kalau sekedar improvisasi tapi tidak memberikan nilai lebih dari sebuah lagu, itu sangat disayangkan, jadinya mubazir," imbuhnya.

Sedangkan dari sektor lainnya yang juga sudah cukup baik ditampilkan para peserta, disampaikan Linda, ialah soal penguasaan panggung. "Kalau penguasaan panggung sudah lumayan, semuanya sudah keren, tinggal jam terbang saja," ujarnya.

Senada dengan hal itu, Dini juga menyebut para peserta yang ia nilai sudah cukup bagus. Terutama yang ditampilkan oleh para guru. "Secara umum sudah keren, tapi tetap harus ada yang bisa di kontrol emosinya," ujarnya.

Baca Juga : 432 Peserta Adu Ketangkasan Wali Kota Batu Open 2025, Ajang Bangkitkan Olahraga Bulu Tangkis

Dini menyebut, ketika membawakan sebuah lagu, penyanyi juga harus bisa merasakan lagu yang dinyanyikan. "Karena kita seolah bicara sama penonton, supaya penonton juga bisa sampai merinding," imbuhnya.

Sayangnya, pada beberapa kesempatan, para peserta ada beberapa yang sudah mulai naik hingga emosinya terlalu keluar dan berlebihan. "Jadi itu yang perlu di kontrol. Memang susah, tapi bisa belajar dari perform saat lomba ini berlangsung. Kedepannya, ketika mengikuti lomba lagi, bisa lebih di ingat-ingat soal emosi," ujarnya.

Catatan terakhir ditujukan Dini kepada para peserta anak. Yakni pelajar PAUD dan SD. "Suaranya sebenarnya keren, tapi kita mulai harus bisa menanamkan ke anak bahwa bukan hanya sekedar bernyanyi. Tapi sebenarnya sedang bercerita, jadi misalkan bernyanyi suaranya enak, tapi matanya (ekspresi) kosong, ya kurang," imbuhnya.

Sebaliknya, jika ekspresi yang disampaikan pas, para penonton dan pendengar bisa turut terlarut dengan lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi tersebut. "Terkadang suara enak juga belum tentu bisa menyampaikan apa yang dibawakan penyanyi, tapi memang juga butuh untuk lebih menghayati," ujarnya.

Usai menyimak masukan dari para juri, Linda dan Dini kemudian menyampaikan finalis tiga besar non-ranking. Berikut rinciannya:

Tiga Besar Non-Ranking:

Kategori PAUD
- Arshaka Virendra Wibowo 
- Aysell Syaqilla Maharani 
- Dilara Qalesya A. O;

Kategori SD 
- Tiara Sukma Prameswari S. 
- Kireina Mahya Sakti 
- Josalynn Athalia Wiryawan;

Kategori SMP 
- Ibnu Adli Iftikhar
- Syafira Alya Akmalia H.
- Callista Ellen Carnelion;

Kategori GURU
- Julio Amandianta 
- Yunia Ervi Anisa 
- Siti Halimah;

Kategori PKBM 
- Akeyla Bhelvea Nazafara 
- Nadhira Syafirannisa 
- Suryaningtyas Handari.

Sementara itu, pada pernyataannya yang juga telah dimuat dalam pemberitaan sebelumnya, Ketua Pelaksana Kegiatan Lomba Kreasi Seni Siswa dan Guru 2025 Syamsul Arifin menuturkan, terdapat beberapa rangkaian kegiatan pada lomba kreasi seni dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Malang ke-1265 tersebut. Di antaranya ialah lomba menyanyi solo yang turut dilangsungkan di Pendapa Dispendik Kabupaten Malang pada Kamis (6/11/2025).

"Kami mengadakan lomba menyanyi solo ini untuk menyediakan atau mewadahi adik-adik pelajar maupun guru dan pengajar yang punya bakat di bidang seni," beber Syamsul saat membuka kegiatan mewakili Kepala Dispendik Kabupaten Malang Suwadji.

Pada serangkaian lomba menyanyi solo tersebut, disampaikan Syamsul, terdapat beberapa tahapan seleksi. Hingga akhirnya, terpilihlah sejumlah peserta dari masing-masing kategori untuk memperebutkan tiga besar non-ranking.

"Hari ini masih penentuan tiga besar non-ranking. Sedangkan untuk penentuan juara 1, 2, 3 akan diumumkan pada saat Pameran Karya Siswa di Pendapa Agung Kepanjen pada 15 November 2025," pungkas Syamsul sebelum akhirnya turut menyumbangkan suaranya dengan menyanyikan sejumlah lagu dihadapan para peserta.


Topik

Pemerintahan lomba kreasi seni siswa guru lomba seni dispendik kabupaten malang jatimtimes lomba menyanyi solo



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Indonesia Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Ashaq Lupito

Editor

Dede Nana

Pemerintahan

Artikel terkait di Pemerintahan

--- Iklan Sponsor ---