JATIMTIMES - Di tengah gencarnya isu keberlanjutan dalam dunia peternakan, sekelompok mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi swasta di Kota Malang hadir dengan solusi cerdas dan bernilai ekologis. Mereka berhasil mengembangkan inovasi suplemen pakan alami yang diberi nama Herbal Candy, yakni permen blok berbahan dasar ampas jamu, khusus dirancang untuk ternak ruminansia seperti sapi perah.
Produk ini lahir dari kepedulian mahasiswa terhadap kebutuhan nutrisi ternak yang sering kali belum terpenuhi secara optimal, terutama dalam kondisi wabah atau saat ternak mengalami stres. Dengan bahan-bahan alami dan harga yang terjangkau, Herbal Candy diharapkan menjadi alternatif pakan tambahan yang sehat, praktis, dan ekonomis.
Baca Juga : KKN Unikama 2025: Mahasiswa Turun ke Desa, Wujudkan Gagasan Jadi Aksi Nyata
Herbal Candy hadir dalam bentuk padat berbentuk balok, mudah dijilat oleh ternak, dan mengandung berbagai bahan herbal seperti temulawak, jahe, kunyit, molase, serta sejumlah mineral penting. Formulasi ini dirancang untuk memperkuat sistem imun, menambah nafsu makan, dan memperbaiki proses pencernaan, terutama pada masa laktasi atau penggemukan.
Menurut salah satu anggota tim pengembang, Yulya Ulfa Majoli, produk ini tidak hanya aman untuk dikonsumsi jangka panjang karena tidak mengandung bahan kimia sintetis, tetapi juga ramah lingkungan. Ampas jamu yang digunakan sebagai bahan utama merupakan limbah sisa produksi jamu tradisional yang selama ini kurang dimanfaatkan secara maksimal.
“Kami ingin menciptakan solusi yang tidak hanya bermanfaat bagi ternak, tapi juga mengurangi limbah dan mendukung praktik peternakan berkelanjutan,” jelas Ulfa, (10/7/2025)
Herbal Candy tidak hanya unggul dari sisi manfaat fungsional, tetapi juga dari sisi keberlanjutan bahan. Ampas jamu, yang sebelumnya dianggap sampah organik, kini menjadi bahan utama bernilai ekonomis tinggi. Kandungan kurkumin dalam kunyit dan temulawak memberikan efek antibakteri dan antiinflamasi alami, membantu menjaga kondisi kesehatan ternak secara menyeluruh.
Molase di dalamnya bertindak sebagai sumber energi cepat, mendukung performa ternak selama fase-fase penting seperti pertumbuhan dan produksi susu. Efek sinergis antara bahan herbal dan mineral mempercepat pencernaan pakan berserat, yang penting bagi produktivitas sapi perah.
Produksi Herbal Candy dimulai dari pencampuran bahan-bahan kering seperti ampas jamu dan pollard, kemudian ditambahkan molase hingga membentuk adonan padat. Adonan ini kemudian dicetak, dipadatkan, lalu dikeringkan menggunakan sinar matahari selama 1 hingga 2 hari, atau melalui oven pengering. Setelah melalui pengecekan mutu, produk dikemas dan siap didistribusikan.
Baca Juga : MAN 2 Kota Malang Sukses Borong Medali di Porseni Madrasah 2025
Satu blok Herbal Candy seberat 550 gram dibanderol hanya Rp10.000, lebih murah dibanding suplemen sejenis di pasaran yang bisa mencapai Rp15.000. Meski harganya lebih hemat, manfaatnya tidak dikompromikan.
“Kami tidak hanya menekankan pada efisiensi, tapi juga memastikan kandungan yang kami berikan benar-benar memberi dampak positif bagi ternak,” tutur Ulfa.
Ulfa menambahkan, keberhasilan produk ini bukan hasil kerja instan. Timnya telah melalui berbagai tahap mulai dari riset bahan, penyusunan rencana bisnis, hingga uji coba di lapangan. Semua dilakukan dengan pendekatan kolaboratif dan bimbingan dari para dosen dan praktisi.
“Bagi kami, kuliah bukan hanya soal ruang kelas. Tapi bagaimana ilmu itu bisa kami implementasikan langsung di masyarakat,” pungkasnya.