JATIMTIMES - Bukan sekadar rutinitas tahunan, Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas PGRI Kanjurahan Malang (Unikama) tahun 2025 hadir dengan energi baru. Sebanyak 616 mahasiswa dilepas untuk terjun langsung ke desa, membawa ide-ide segar dan solusi konkret yang diharapkan bisa menjawab berbagai tantangan nyata masyarakat.
Acara pembekalan resmi digelar di Aula Sarwakirti pada Rabu (9/10/2025), menjadi titik awal sebelum para peserta menyebar ke empat kecamatan di Kabupaten Malang: Wagir, Pakisaji, Tajinan, dan Singosari. Tahun ini, Unikama mengusung tema “Sustainable Village Development: KKN Unikama Berdampak”, sebuah pijakan yang menegaskan bahwa mahasiswa tak hanya belajar, tapi juga berbuat.

Di hadapan ratusan peserta, Dr Choirul Huda MSi selaku wakil rektor I menekankan pentingnya menghidupkan KKN sebagai ruang nyata untuk bertumbuh, baik secara intelektual maupun sosial. “Kami ingin mahasiswa menjadi bagian dari proses perubahan di masyarakat. Bukan datang dengan jawaban, tapi hadir untuk mendengarkan, memahami, dan bekerja bersama warga,” ujarnya.
Baca Juga : MAN 2 Kota Malang Sukses Borong Medali di Porseni Madrasah 2025
Lebih dari sekadar menyusun program kerja di atas kertas, mahasiswa diharapkan benar-benar memahami persoalan lokal yang mereka temui di lapangan, mulai dari akses ekonomi yang terbatas, potensi desa yang belum tergali, hingga isu lingkungan yang kerap diabaikan.

Direktur Direktorat Pembelajaran, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DP3M) Unikama, Dr Ir Enike Dwi Kusumawati SPt MP IPM menjelaskan bahwa lokasi KKN dipilih berdasarkan potensi pengembangan serta kebutuhan masing-masing desa. “Kami ingin mahasiswa berbaur, membangun kepercayaan, lalu mulai berproses dari hal kecil yang berdampak besar,” ujarnya.
Dalam pembekalan, mahasiswa tidak hanya dibekali teori, tetapi juga diajak memahami cara bekerja lintas budaya, mengelola dinamika sosial, hingga membangun komunikasi yang setara dengan masyarakat. Mereka akan tinggal di tengah warga, menyusun rencana berdasarkan dialog, dan menyusun aksi berdasarkan kebutuhan riil.

Dengan pendekatan semacam ini, KKN bukan lagi sekadar formalitas akademik. Ia menjadi ruang belajar sosial, tempat di mana mahasiswa merasakan langsung denyut kehidupan masyarakat, dan pada saat yang sama, ikut menyumbangkan tenaga dan gagasan untuk mendorong perubahan yang lebih bermakna.
Melalui tema “KKN Unikama Berdampak”, kampus mendorong mahasiswa untuk tidak sekadar “menyelesaikan kewajiban”, tapi memaknai KKN sebagai momentum memperluas perspektif dan menguji kepedulian sosial. Setiap kelompok diarahkan menyusun program berdasarkan potensi lokal, bukan solusi instan dengan pendekatan berkelanjutan yang bisa terus berkembang, bahkan setelah KKN usai.
Semangat kolaborasi ini menjadi landasan kuat dalam membangun desa secara inklusif, kreatif, dan partisipatif. Mahasiswa membawa ilmu dari ruang kelas, lalu mengujinya di ladang, pasar, dan balai desa. Hasilnya, bisa berupa pelatihan usaha mikro, edukasi lingkungan, hingga program literasi digital untuk pemuda desa.
Baca Juga : Mengintip Keindahan Buck Moon 10 Juli: Purnama Juli yang Sarat Makna
KKN Unikama 2025 menegaskan tentang keberanian keluar dari zona nyaman. Tentang mengubah pengetahuan menjadi kontribusi. Di tengah medan yang nyata, mahasiswa belajar menjadi manusia utuh: berpikir kritis, bekerja dengan empati, dan menjawab tantangan dengan aksi.