JATIMTIMES - Tren pernikahan dengan menggunakan adat tradisional khususnya Jawa, diantaranya gaya Jogjakarta dan Surakarta masih menjadi primadona bagi calon pengantin hingga pada 2025 ini. Bahkan tradisi temu manten yang sempat hilang kini banyak digunakan lagi.
Hal tersebut dibeberkan Owner Sidorabi Wedding Organize, Kiki Indah Permata, Selasa (8/7/2025). Kiki nengatakan tren wedding tradional Jawa khususnya Jogjakarta dan Solo masih banyak dilirik oleh calon pengantin.
Baca Juga : Tanpa Persetujuan Mantan Suami, Lee Si Young Umumkan Kehamilan Pasca Cerai
“Karena punya nilai estetika dari segi tampilan, apalagi kita ini hidup di Jawa. Kemudian saat diabadikan melalui video atau foto sangat bagus,” ungkap Kiki.
Kiki menambahkan, dalam prosesinya, temu manten sempat menghilang sebelum Covid-19. Jikalau adapun itu merupakan permintaan dari orang tua calon pengantin.
Namun kini pasca pandemi Covid-19 kondisinya berbeda, rata-rata calon pengantin yang meminta ada prosesi temu manten. Karena prosesi ini melambangkan pertemuan dan penyatuan dua mempelai, pengantin pria dan wanita, serta keluarga besar mereka.
Temu manten juga memiliki makna simbolis, yakni memohon keselamatan bagi kehidupan keluarga yang baru terbentuk, menjaga kehormatan. “Ya sekarang rata-rata yang minta dari calon mantennya,” tegas Kiki.
Selain itu, sesuai dengan tema yang digunakan pernikahan Jogja dan Solo, mempelai wanita pun memilih pakaian dan makeup Jogja maupun Solo. Seperti makeup paes Jogja dan Solo masih menjadi primadona.
Kiki pun membeberkan perbedaan, paes Jojga dan Solo. Perbedaan utama antara paes Jogja dan Solo terletak pada bentuk paes itu sendiri, hiasan bunga melati, dan penggunaan serbuk emas (prada).
Baca Juga : Rilis 11 Juli Mendatang, ini Lirik Lagu Jump BLACKPINK
Paes Jogja memiliki bentuk ujung yang lancip, sedangkan Solo berbentuk bulat telur. Jogja Putri menggunakan bunga melati jenis jebehan, sementara Solo Putri memakai rangkaian Tibo Dada dan Pengasih. Selain itu, paes Ageng Jogja, seperti Jangan Menir dan Kanigaran, seringkali menggunakan serbuk emas di tepi paes untuk memberikan kesan mewah.
“Selain paes Solo putri dan Jogja putri, adat Sunda pun masih jadi favorit bagi calon pengantin. Alasannya karena memang bagus kalau difoto untuk mengabadikan momen,” tambah Kiki.
Seperti halny pada pernikahan Luna Maya dan Maxime Bouttier yang menggunkan pakaina kebaya dengan makeup pase Jogja Putri yang sudah dikombinasikan. Melihat Luna Maya yang masih mengedepankan tradisi, rupanya menjadi kiblat bagi mereka yang akan menggelar pernikahan.