JATIMTIMES – Jalan panjang menuju kedaulatan pertanian tembakau di Kabupaten Blitar tidak dibangun secara instan. Ia lahir dari kemitraan yang kokoh antara riset ilmiah dan strategi pembangunan agrikultur yang berorientasi jangka panjang. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Blitar bersama Kementerian Pertanian kini tengah menapaki fase penting: membangun sistem perbenihan dan budidaya tembakau lokal berbasis data ilmiah.
Agung Pangestu Aji, staf Balai Perakitan dan Pengujian Tanaman Pemanis dan Serat Kementan, menyampaikan bahwa sejak 2021, pihaknya telah melepas lima varietas unggul tembakau lokal Blitar. Kelima varietas itu yakni Kalituri, Mancung, Lulang, Sedep, dan Kenongo yang menjadi tulang punggung pengembangan tembakau berbasis lokalitas.
Baca Juga : Mas Ibin Resmikan Masjid Nur Hidayah, Simbol Gotong Royong Warga Gedog
“Kami tidak hanya melepas varietas, tapi juga membangun fondasi dari hulu. Mulai dari benih dasar, benih sebar, hingga SOP budidaya,” ujar Agung saat ditemui Sabtu, 5 Juli 2025.
Pada 2022, pihak Kementan memastikan ketersediaan benih dasar. Selanjutnya, produksi benih sebar digarap sepanjang 2023 dan 2024. Hasilnya disiapkan untuk mencakup luasan 10 ribu hektare lahan di Kabupaten Blitar. Dalam skenario lima tahun ke depan, benih-benih unggul ini akan dibagikan secara gratis kepada para petani. “Setiap tahun akan ada distribusi benih, disertai dengan bimbingan teknis dan pendampingan langsung,” tambahnya.
Namun, distribusi benih bukan satu-satunya agenda besar. Tahun 2025 menjadi titik tolak pengujian dosis pupuk terhadap dua varietas—Kenongo dan Lulang. Lahan uji seluas satu hektare kini dimanfaatkan untuk mengkaji berbagai kombinasi pupuk organik dan kimia. Dari sini akan lahir formula dosis terbaik, lengkap dengan data grade daun, harga jual, serta analisis usahatani.
“Kita tidak ingin petani menebak-nebak. Riset ini akan melahirkan SOP yang jadi panduan penyuluh dan dinas,” kata Agung.
Uji pupuk ini dirancang berlangsung selama tiga tahun, hingga 2027, dan mencakup seluruh varietas lokal. Hasil akhirnya akan menjadi dasar dalam penyusunan kebijakan bantuan pertanian, alokasi anggaran, dan materi penyuluhan.
Baca Juga : Kota Malang Siap Wujudkan Pembangunan Berkelanjutan Lewat Program NUDP
Program ini didukung oleh delapan laboratorium canggih milik balai di Karangploso, Kabupaten Malang. Fasilitas tersebut telah mengantongi akreditasi ISO 17025, menjadikannya rujukan nasional dan internasional. Selain laboratorium benih dan mutu benih, terdapat pula laboratorium molekuler yang mampu mengidentifikasi DNA dan kekerabatan antarvarietas, serta laboratorium kimia tanaman yang dapat mengukur kadar nikotin, gula, dan klor dalam tembakau. “Kita juga bisa analisa tebu, melihat kadar gula dan penyakit tanaman,” jelas Agung.
Langkah ini menandai paradigma baru dalam pembangunan pertanian Blitar: dari pola tradisional menuju pertanian presisi berbasis ilmu. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Blitar menjadi motor penggerak yang aktif membangun jembatan antara petani dan riset.
Dengan kombinasi benih unggul, dosis pupuk yang terukur, dan SOP yang terstandarisasi, Kabupaten Blitar kini sedang menata diri sebagai sentra tembakau nasional yang tidak hanya kuat di lapangan, tapi juga tangguh secara ilmiah.