JATIMTIMES – Semangat kemandirian ekonomi tak lagi sekadar wacana di Desa Rejoso, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar. Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar hadir memberi energi baru lewat gerakan edukatif yang membumi: mencetak wirausahawan muda dari kalangan pemuda desa. Melalui kegiatan sosialisasi bertajuk “Menumbuhkan Ide Kreatif dalam Menciptakan Peluang Usaha”, kampus berbasis pengabdian masyarakat itu menjembatani potensi lokal dengan peluang ekonomi nyata.
Kegiatan berlangsung pada Jumat, 9 Mei 2025 di kediaman Ketua RW 1 Desa Rejoso. Dosen Fakultas Ekonomi Unisba, Arif Wahyudi, S.E., M.M., dan Henni Indarriyanti, S.E., M.Akun., menjadi motor penggerak bersama Vemi Novia Firdiyanti, mahasiswa Program Studi Manajemen. Kolaborasi dosen dan mahasiswa ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat yang sekaligus menunjukkan peran nyata perguruan tinggi dalam pembangunan desa.
Baca Juga : Care for Change, Komunitas Motor Tunjukkan Kepedulian Lewat Seni untuk Anak Panti
Kegiatan ini menyasar organisasi kepemudaan sebagai ujung tombak transformasi desa. Para pemuda diajak untuk menggali ide-ide usaha dari potensi yang selama ini mungkin terabaikan.
Ketua RW 1 Dusun Rejoso, Pani, menyambut baik inisiatif tersebut dan menyampaikan harapannya agar para peserta mampu menggerakkan ekonomi desa secara mandiri. "Kegiatan seperti ini sangat bagus untuk mendorong anak-anak muda mulai berpikir kreatif dan tidak hanya bergantung pada pekerjaan di luar desa," ujarnya.
Ketua Organisasi Kepemudaan, Rita Susilowati, juga memberikan apresiasi atas kepedulian dunia pendidikan terhadap kemajuan pemuda di wilayahnya. "Kami merasa sangat terbantu dengan adanya pendampingan dari Unisba. Ini bisa menjadi pemicu semangat bagi pemuda untuk memulai usaha dari potensi yang ada di sekitar mereka," tuturnya.
Dalam sesi pemaparan materi, Arif Wahyudi menekankan pentingnya pola pikir kreatif sebagai modal awal dalam merintis usaha. Ia menyampaikan bahwa peluang bisnis tidak selalu lahir dari hal besar, tetapi justru dari masalah sederhana di sekitar yang diselesaikan dengan cara inovatif.
"Anak-anak muda harus peka terhadap lingkungannya. Sumber inspirasi usaha bisa datang dari kebutuhan sehari-hari masyarakat," ujarnya dalam sesi diskusi.
Henni Indarriyanti melanjutkan dengan mengajak peserta untuk mengenali kekuatan ekonomi lokal. Ia mencontohkan bagaimana hasil pertanian, produk olahan makanan, bahkan potensi wisata alam desa dapat dikemas menjadi usaha bernilai jual tinggi.
“Yang perlu diasah adalah kemampuan membaca kebutuhan pasar dan menggali keunikan dari potensi desa,” ucap Henni.
Sementara itu, Vemi Novia Firdiyanti menyoroti pentingnya promosi digital. Menurutnya, penguasaan platform digital marketing menjadi kunci agar produk lokal bisa menembus pasar lebih luas.
“Anak muda sekarang harus melek digital. Bukan hanya produksi, tapi juga bagaimana mengemas dan memasarkan produk secara menarik di media sosial,” katanya.
Baca Juga : Pelanggan Telkomsel di Sidoarjo Bawa Pulang Mobil Mitsubishi Xpander
Sesi diskusi berjalan dinamis. Para peserta tidak hanya menyimak, tetapi juga menyampaikan ide-ide usaha secara aktif. Di antaranya ada yang mengusulkan produksi keripik dari hasil pertanian lokal, pembuatan minuman herbal berbasis rempah desa, hingga pengelolaan konten digital untuk mempromosikan produk khas Rejoso.
Kegiatan ini menjadi ruang kreatif yang membangkitkan semangat kolaborasi. Peserta terdorong merancang usaha yang bisa dikerjakan secara kolektif, dengan model bisnis yang berkelanjutan.
Tak hanya soal edukasi, kegiatan ini juga menjadi medium pemberdayaan dan pemetaan potensi ekonomi berbasis masyarakat. Unisba Blitar menempatkan dirinya bukan sekadar institusi akademik, tapi juga mitra pembangunan yang aktif menjangkau akar rumput.
Dengan terselenggaranya sosialisasi ini, para pemuda Rejoso diharapkan tak lagi ragu mengambil langkah pertama menjadi wirausahawan. Dari desa yang tenang, lahir benih-benih pelaku usaha muda yang berpikir maju dan mampu memberikan kontribusi nyata bagi pertumbuhan ekonomi desa.
"Kami berharap langkah awal ini dapat ditindaklanjuti dengan pendampingan lanjutan dan pembentukan kelompok usaha pemuda," ujar Arif Wahyudi menutup kegiatan.
Unisba Blitar kembali menegaskan komitmennya untuk hadir di tengah masyarakat, menjadikan pendidikan bukan hanya sebagai ruang belajar, tetapi juga sarana pemberdayaan. Karena masa depan ekonomi desa, sejatinya, bisa tumbuh dari tangan pemuda yang diberi kesempatan dan bekal pengetahuan.