JATIMTIMES - Imbas aksi pengeroyokan terhadap seorang perwira Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) Letda Laut (PM) Abu Yamin, Terminal Tipe A Arjosari, Kota Malang, bakal mendata ulang seluruh juru panggil penumpang (jupang) dan mandor bus yang beroperasi di terminal. Hal ini dilakukan lantaran diduga pelaku merupakan jupang dan mandor.
Karena itu, sejumlah langkah bakal dilakukan pengelola Terminal Arjosari agar kejadian serupa tidak terulang lagi. Ini juga tindak lanjut adanya aksi damai yang dilakukan oleh warga Arjosari yang menolak adanya aksi premanisme di Terminal Arjosari, Selasa (1/7/2025).
Baca Juga : Bantuan Subsidi Upah 2025 Belum Cair meski Lolos Verifikasi? Ini Penyebabnya
“Yang pertama, kami akan mendata terkait mandor dan jupang. Apabila didapati mandor dan jupang yang tidak resmi dari perusahaan, tidak kami izinkan berada di dalam terminal,” ucap Kepala Terminal Tipe A Arjosari Kota Malang Mega Perwira Donowati.
Langkah lainnya yang dilakukan dengan rutin melakukan pemeriksaan atau screening terhadap jupang dan mandor di lingkumgan Terminal Arjosari. Ini agar tidak terjadi pihak-pihak yang menunggangi mengatasnamakan jupang dan mandor.
“Langkah ini kami ambil supaya kejadian yang sebelumnya itu tidak terulang lagi di dalam terminal Arjosari,” imbuh Mega.
Untuk memastikan ketertiban, Mega akan mewajibkan seluruh jupang dan mandor resmi mengenakan rompi sebagai identitas. Rompi ini harus dilengkapi dengan identitas dari masing-masing perusahaan otobus.
“Identitas khusus seperti yang sudah saya sampaikan beberapa waktu lalu di pertemuan dengan mandor dan jupang pada akhir Mei kemarin. Saya meminta kepada jupang dan mandor ini mengenakan rompi,” tegas Mega.
Baca Juga : Peringati Hari Bhayangkara Ke-79, Kapolresta Malang Kota: Penting Sinergitas demi Kamtibmas
“Jadi, rompi ini sebagai identitas bahwasannya mereka memang resmi dari perusahaan. Jadi, bukan jupang liar atau jupang yang hanya mengaku-ngaku saja,” kata Mega.
Saat ditanyakan berapa jumlah jupang dan mandor yang terdata saat ini, pihaknya masih melakukan pendataa ulang. Sebab, data yang masuk sebelumnya, beberapa nama sudah tidak ada. “Sehingga nanti akan kami data ulang,” tutup Mega.