free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

Daftar Barang Indonesia Terdampak Perang Dagang Donald Trump

Penulis : Mutmainah J - Editor : A Yahya

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) bersama Wamenkeu Thomas Djiwandono (kiri) dan Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Mari Elka Pangestu (kanan). (Foto screenshot Youtube Perekonomian RI)

JATIMTIMES - Pemerintah Indonesia mengambil langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan ekspor ke Amerika Serikat (AS). Cara yang ditempuh saat ini adalah dengan mengalihkan fokus ke pasar Eropa dan Australia. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap tarif dagang tinggi yang diberlakukan oleh AS.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia akan menambah keragaman negara tujuan ekspor. Hal ini untuk mengantisipasi penurunan ekspor ke AS akibat tarif dagang Trump.

Baca Juga : Jadwal Seleksi Kompetensi PPPK Tahap 2 Beserta Cara Cek Lokasi Ujian

"Ekspor kita itu 10 persen ke Amerika sehingga tentu kita bicara dengan mitra lain, salah satunya tentu kita bisa meningkatkan ke EU (Uni Eropa)," kata Airlangga pada jumpa pers daring dari AS, Jumat (18/4). 

Untuk melancarkan rencana itu, pemerintah mengebut penyelesaian perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dan Uni Eropa (Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement/IEU CEPA).

Airlangga mengatakan Indonesia juga akan melebarkan pasar ekspor ke sejumlah negara. Beberapa negara yang telah dijajaki adalah Meksiko, Australia, dan negara-negara Amerika Latin.

"Kemarin dalam pembicaraan dengan Menteri Perdagangan Australia, Australia juga menyanggupi untuk menyerap produk Indonesia lebih besar," ucapnya.

Airlangga juga mengungkap sejumlah barang ekspor Indonesia sudah terkena tarif hingga 47 persen. Kebijakan tarif dagang 32 persen untuk barang Indonesia memang ditunda 90 hari. Namun, Trump tetap memberlakukan tarif dagang 10 persen untuk semua barang dari semua negara.

Baca Juga : 4 Wahana Paling Ekstrem di Dunia, Pernah Merenggut Korban Jiwa

Tarif itu juga diperparah dengan sejumlah tarif yang telah diterapkan AS terhadap barang-barang Indonesia sebelumnya.

"Khusus di tekstil, garmen ini kan antara 10 sampai dengan 37 persen, maka dengan diberlakukannya 10 persen tambahan, maka tarifnya itu menjadi 10 ditambah 10 ataupun 37 ditambah 10," kata Airlangga. 

Airlangga menilai hal ini membebani ekspor Indonesia. Barang-barang Indonesia menjadi kurang kompetitif dibandingkan negara lain. Dia menyebut tarif yang didapatkan Indonesia lebih besar dari negara-negara Asia lainnya.