free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Wisata

Pramuwisata Kota Batu Butuh Perhatian, dari Perlindungan Sosial hingga Legalitas

Penulis : Prasetyo Lanang - Editor : A Yahya

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Ketua Batu Guide Community (BGC) Oding Alfarifta.(Foto: Dokumen BGC)

JATIMTIMES - Sebagai daerah jujugan, sektor pariwisata masih menjadi penyangga di Kota Batu. Namun, belum semua pelaku wisata mendapatkan perhatian khusus dari Pemkot Batu. Khususnya dalam hal perlindungan sosial sebagai pekerja, pembinaan hingga akses untuk mendapatkan legalitas.

Hal tersebut dirasakan para pemandu wisata / pramuwisata yang tergabung dalam Batu Guide Community (BGC). Ketua BGC, Oding Alfarifta mengatakan, pemandu wisata yang lazim disebut Tour Guide masih membutuhkan pembinaan dan perlindungan.

Baca Juga : Wamenkes Sesalkan Dugaan Pelecehan Seksual di RS Swasta Malang, Jika Terbukti  STR Dokter Dicabut

Dikatakannya, dalam setiap tugas sebagai pengantar atau pendamping tamu wisata, Tour Guide selalu dituntut untuk profesional. Untuk itu pihaknya berharap adanya pembinaan juga dari Pemkot Batu untuk meningkatkan kapasitas Pemandu wisata Batu.

"Kami membutuhkan Upgrading Skill bagi anggota-anggota BGC/HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia) untuk meningkatkan kemampuan mereka di lapangan saat bertugas," ujar Oding, Kamis (17/4/2025). 

Ia menyampaikan, jika selama ini yang dilakukan oleh anggotanya haru belajar secara mandiri dalam komunitas. Seperti halnya melalui kegiatan Edu-Trip yang dilakukan secara swadaya. Mulai mendatangi beberapa peninggalan sejarah, atau lokasi lain yang nantinya bisa diceritakan kepada tamu wisata.

Bahkan, pihaknya pernah pula melakukan Edu-Trip ke Mojokerto dan Kediri untuk belajar tentang sejarah seputar Majapahit dan Kerajaan Kadiri. Semua itu dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan Pramuwisata di Kota Batu.

"Rencananya dalam waktu dekat ini kami juga ingin menyelenggarakan kegiatan yang sama, yakni belajar seputar wisata busaya Gunung Kawi," bebernya.

Lebih lanjut, Oding menyampaikan harapannya kepada pemimpin baru di Kota Batu yaitu adanya upaya perlindungan terhadap pekerja Pramuwisata. Sebab, profesi Pramuwisata dalam kegiatannya juga memiliki resiko di saat bekerja. Baik itu saat berada di atas armada Bus maupun saat mendampingi tamu di obyek wisata buatan atau wisata alam.

Jika tamu wisata biasanya sudah ditanggulangi asuransi perjalanan. Namun, sebagian besar Pramuwisata bekerja lepas atau sebagai Freelance.

Baca Juga : FIFA Umumkan Lawan Timnas Indonesia di Putaran Kesembilan Kualifikasi Piala Dunia 2026

"Mereka juga perlu perlindungan. Barangkali ada kebijakan dari Pak Wali untuk membantu memfasilitasi perlindungan tersebut, seperti BPJS-TK (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial - Ketenagakerjaan) untuk kami," ucapnya.

Oding menyebut, anggota yang tergabung dalam BGC berjumlah 38 orang. Belum semuanya memiliki lisensi lengkap.

Menurut dia, di lapangan, seorang pramuwisata juga dituntut memiliki Sertifikasi kompetensi dan lisensi sebagai Tour Guide. Oleh karena itu, ia mengharapkan pula Pemkot Batu melalui Dinas Pariwisata juga menyertakan Pelatihan sertifikasi maupun uji kompetensi Pramuwisata.

Hal tersebut untuk memastikan bahwa semua Guide atau Pemandu wisata yang ada di Kota Batu, tersertifikasi dan punya Lisensi untuk membawa tamu. Pihaknya berupaya mengkomunikasikan hal tersebut kepada Wali Kota Batu melalui audiensi dalam waktu dekat.

"Bila diselenggarakan secara mandiri, anggaran yang diperlukan sangat tinggi. Kalau ada program itu (lisensi dan sertifikasi) di Disparta, tentunya akan sangat membantu kami para Tour Guide yang ingin profesional," tuturnya.