free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

Dari Olah Limbah Sayur, Mahasiswi UB Sukses Bisnis Pakan Ikan

Penulis : Riski Wijaya - Editor : Nurlayla Ratri

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Arin Khurota. (Foto: Istimewa)

JATIMTIMES - Berangkat dari keprihatinannya melihat limbah sayur yang tidak dimanfaatkan, seorang mahasiswi Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Arin Khurota berinisiatif mengolahnya. Namun siapa sangka, hal tersebut malah menjadi ladang bisnis baginya. 

Kondisi tersebut ia dapati di Padomasan, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jember. Di sana ada limbah sayur yang menumpuk tanpa pengelolaan. Idenya juga muncul saat dirinya berusaha memutar otak, agar limbah bisa menjadi lebih bermanfaat. 

Baca Juga : Pernah Rugi Hingga Ratusan Juta Utomo Konsisten Kembangkan Apel

"Awalnya, ide ini muncul ketika saya duduk di dekat kolam tambak, memikirkan bagaimana limbah ini bisa bermanfaat. Inspirasi anehnya berasal dari ikan sungai yang memakan kotoran manusia hasil fermentasi bakteri dalam usus,” ujar Arin.

Dirinya pun mulai melakukan pengembangan sejak Mei 2023. Saat itu, ia mencoba mengawali pengolahan dari limbah makanan di sekitar desanya. Dari serangkaian tahap dan uji coba, ia lantas mengajukan produk olahan limbahnya ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). 

Sampai pada Desember 2023 lalu, inovasinya mendapat restu hingga mendapat pendanaan dari BRIN. Hal tersebut dimaksudkan untuk dapat melakukan pengembangan lebih lanjut. 

Ia pun menggagas PT ANGPHOT ORION INDONESIA. PT ANGPHOT menyediakan pakan ikan berbahan dasar limbah sayuran yang diformulasikan menggunakan bakteri probiotik. Dengan memanfaatkan proses fermentasi, limbah yang sebelumnya dianggap tidak berguna kini diolah menjadi produk bernilai ekonomi tinggi. 

Baca Juga : Rasanya Autentik dan Pedas, Nasi Empok Wakini Wajib Dicoba 

Proyek ini berakar di Desa Padomasan, Kecamatan Jombang Kabupaten Jember, daerah yang belum memiliki tempat pembuangan akhir (TPA). Desa ini kerap menghadapi masalah limbah sayuran yang menumpuk. 

Dan kini sembari berbisnis, keberadaan ANGPHOT membuat limbah tersebut diolah menjadi produk yang lebih bernilai. Apalagi juga dimaksudkan untuk mendukung keberlanjutan ekonomi lokal.