JATIMTIMES - Program makan bergizi gratis (MBG) di Kota Batu belum terlaksana. Pasalnya, Pemkot Batu hingga kini belum mendapatkan petunjuk teknis (juknis) pemerintah pusat melalui Badan Gizi Nasional (BGN). Meski sudah beberapa kali uji coba, belum ada pemetaan untuk dapur Satuan Pelayanan Program Pangan Bergizi (SPPG).
Kepala Dinas Pendidikan Kota Batu M. Chori menjelaskan, dari kalkulasi MBG di Kota Batu, makan siang bergizi akan menyasar 32 ribu siswa dari total 88 sekolah. Proses uji coba dilakukan pada sekitar 80 persen sekolah di Kota Batu pada bulan Desember 2024 lalu. Atau setidaknya ada 63 sekolah dengan 26 ribu siswa.
Baca Juga : Laris, 10 Ribu Tiket Angkutan Lebaran 2025 DAMRI Terjual
Ada sejumlah sekolah yang tidak dilakukan uji coba MBG. Hal ini lantaran beberapa sekolah tersebut sudah ada makan bersama sejak sebelum ada program MBG di sekolah oleh Presiden Prabowo Subianto.
"Ada yang tidak kami uji coba untuk boarding school, mereka sudah lebih dulu menerapkan makan siang bersama," kata Chori saat dikonfirmasi, belum lama ini.
Dikatakan Chori, proses uji coba MBG sebelumnya menggunakan dana anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) dan kantong pribadi mantan Pj Wali Kota Aries Agung Paewai. Namun, prosesnya hanya berhenti sampai tahap uji coba. Hingga kini, Chori masih belum dapat memastikan MBG itu kapan akan terealisasi.
"Kita masih belum tahu nanti akan menggunakan APBD atau dana sharing dengan pemerintah pusat," tuturnya.
Kemungkinan program MBG akan dilaksanakan secara bertahap, sembari melakukan pemetaan untuk penempatan dapur Satuan Pelayanan Program Pangan Bergizi (SPPG).
Namun, pemetaan posisi dapur SPPG saat ini masih belum direncanakan. Sebab, pihak dinas akan melakukan koordinasi kembali sesuai dengan arahan dari pemerintah pusat.
Baca Juga : Hari Pertama Ramadan, Warga Padati Pasar Takjil di Area Stadion Brantas Kota Batu
"Termasuk kami juga perlu memilih lokasi yang dekat dengan sumber daya produksi sehingga kebutuhannya dapat dicover dengan cepat dan tepat," sebutnya.
Menurut dia, penempatan SPPG berada di pusat 4-5 kilometer dari beberapa sekolah. Dengan kapasitas tampung 3-4 ribu siswa dalam sehari. Artinya, kebutuhan SPPG di Kota Batu mencapai tujuh dapur.
Dia berharap bisa segera direalisasikan dan turun petunjuk teknis dari pusat. Sebab, Chori menilai program tersebut akan membawa banyak dampak terhadap ekonomi daerah. Sejumlah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berpotensi untuk diberdayakan. Khususnya untuk menyuplai kebutuhan makanan.
"Kami masih wait and see terkait kepastian realisasinya. Bisa jadi kita akan masuk pada tahap kedua nanti," pungkas Chori.