Apakah Sarjana Hanya Menambah Jumlah Pengangguran?
Reporter
Publisher Jatim Times
Editor
Redaksi
16 - Jun - 2025, 01:51
Fenomena pengangguran di kalangan sarjana semakin menjadi sorotan. Lulusan perguruan tinggi yang seharusnya menjadi aset pembangunan, justru banyak yang kesulitan mendapatkan pekerjaan.
Pertanyaannya, apakah sarjana kini hanya menambah angka pengangguran di Indonesia?
Baca Juga : 5 Kesalahan yang Bikin Kamu Sulit Gemuk
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2024, tingkat pengangguran terbuka (TPT) lulusan perguruan tinggi mencapai 6,18%, lebih tinggi dibandingkan lulusan SMA dan SMK. Artinya, dari seluruh penganggur di Indonesia, jumlah lulusan sarjana yang belum bekerja masih cukup signifikan.
1. Pendidikan Tinggi Tak Selalu Menjamin Pekerjaan
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad, menyebutkan bahwa tingginya angka pengangguran sarjana disebabkan oleh ketidaksesuaian antara keterampilan lulusan dengan kebutuhan industri. "Kita masih kekurangan link and match antara dunia pendidikan dan dunia kerja," ujarnya.
Banyak sarjana yang hanya menguasai teori tanpa memiliki keterampilan praktis atau pengalaman kerja yang dibutuhkan perusahaan.
2. Persaingan Semakin Ketat di Dunia Kerja
Setiap tahun, Indonesia meluluskan lebih dari 1 juta sarjana baru, yang bersaing dengan pencari kerja dari lulusan tahun-tahun sebelumnya. Di sisi lain, pertumbuhan lapangan kerja belum mampu mengimbangi pertambahan jumlah angkatan kerja terdidik.
Menurut Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, "Pertumbuhan ekonomi dan sektor industri yang lambat berdampak langsung terhadap serapan tenaga kerja, termasuk lulusan perguruan tinggi."
3. Kualitas Lulusan Berbeda-beda
Tak semua kampus memiliki standar pendidikan yang sama. Masih banyak perguruan tinggi yang kurang membekali mahasiswanya dengan soft skill, digital literacy, dan kemampuan adaptif yang kini jadi syarat utama di era industri 4.0.
Solusi:
Meningkatkan kurikulum berbasis kebutuhan pasar kerja.
Kolaborasi aktif antara kampus dan pelaku industri.
Mendorong mahasiswa aktif dalam program magang atau sertifikasi profesi.