Menjelajahi Micro-Tourism di Malang dan Batu: Wisata Dekat, Dampak Besar
Reporter
Publisher Jatim Times
Editor
Yunan Helmy
11 - Jun - 2025, 07:21
JATIMTIMES - Micro-tourism atau wisata mikro adalah tren perjalanan yang fokus pada destinasi wisata lokal berskala kecil dan minim dampak terhadap lingkungan. Konsep ini semakin diminati setelah pandemi Covid-19 karena memberikan pengalaman otentik, hemat biaya, dan mendukung ekonomi masyarakat sekitar.
Tahun 2025, micro-tourism menjadi gaya liburan populer, terutama di daerah dengan kekayaan alam dan budaya seperti Malang dan Batu.
Baca Juga : Jangan Asal Nunggu, Ini Cara Cairkan BPNT Juni–Juli 2025 di Jawa Barat lewat KKS dan Pos
Berdasarkan data Dinas Pariwisata Jawa Timur, kunjungan wisatawan domestik ke destinasi lokal di Malang-Batu meningkat 17% pada kuartal pertama 2025 dibandingkan tahun sebelumnya. Sebagian besar wisatawan memilih aktivitas berbasis alam dan interaksi langsung dengan warga lokal.
Destinasi Micro-Tourism Populer di Malang-Batu
1. Agrowisata dan Petik Buah
Kusuma Agrowisata Batu: Wisata petik apel langsung dari pohon, edukasi pertanian, dan kuliner berbasis apel. Tiket Rp20.000–30.000.
Petik Apel Bumiaji: Alternatif kebun apel rakyat yang memberikan pengalaman lebih lokal. Tiket sekitar Rp25.000.
Petik Jeruk Dau: Musiman (Juli–September), cocok untuk wisata keluarga. Tiket Rp20.000.
Strawberry Highland Pujon: Kebun stroberi dengan latar pegunungan, ideal untuk anak-anak. Tiket Rp15.000.
2. Desa Wisata dan Kebun Bunga
Desa Sidomulyo: Dikenal sebagai "Desa Seribu Bunga", menawarkan edukasi budidaya bunga dan spot foto. Tiket Rp5.000.
Santerra de Laponte Pujon: Taman bunga bergaya Eropa yang populer di media sosial. Tiket Rp30.000–35.000.
Kampung Lampion (Kampung LA) Batu: Desa kreatif dengan lampu warna-warni dan fasilitas rekreasi anak.
3. Wisata Peternakan dan Alam
Peternakan Kuda Mega Star: Aktivitas berkuda, kebun bunga matahari, dan mini-zoo. Tiket Rp25.000.
Baca Juga : Baca Selengkapnya