Kehadiran RIAS Surabaya, Pemerhati Anak: Bentuk Karakter dan Masa Depan
Reporter
M. Bahrul Marzuki
Editor
Dede Nana
09 - Jun - 2025, 01:51
JATIMTIMES - Sebagai kota metropolitan yang terus berkembang, Surabaya menghadapi tantangan sosial yang kompleks, di antaranya adalah fenomena anak-anak yang rentan terhadap perilaku berisiko seperti begadang, kecanduan game, kesulitan menerima nasihat orang tua, hingga bolos sekolah. Kondisi ini bukan sekadar kenakalan biasa, melainkan cerminan dari kebutuhan mendesak akan intervensi untuk masa depan mereka.
Menjawab tantangan tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bergerak proaktif dengan menghadirkan Rumah Ilmu Arek Suroboyo (RIAS), sebuah solusi terintegrasi untuk menyelamatkan dan membimbing generasi penerus.
Baca Juga : Penghayatan Pancasila: Pondasi Generasi Emas MTsN 2 Kota Malang
Menurut pengurus Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jawa Timur sekaligus pemerhati kebijakan sosial, M. Isa Ansori mengatakan, situasi ini adalah tantangan bagi kehadiran negara dalam menjamin hak tumbuh kembang setiap anak. Inisiatif proaktif sangatlah penting agar mereka dapat berkembang dalam lingkungan yang positif dan terlindungi dari potensi risiko sosial.
“RIAS, yang terintegrasi dengan Kampung Anak Negeri dan Asrama Bibit Unggul, hadir sebagai fasilitas komprehensif. Di sini, anak-anak bermasalah mendapatkan pendampingan sosial, pendidikan karakter, keterampilan hidup, hingga terapi psikososial intensif. Ini bukan sekadar tempat tinggal sementara, melainkan sebuah model penanganan terpadu yang dirancang untuk membentuk kembali karakter dan masa depan mereka,” kata Isa Ansori sapaan akrabnya, Senin (9/6/2025),
Ia menegaskan, RIAS perlu dioptimalkan melalui pendekatan proaktif. Untuk itu, ia meminta Pemkot Surabaya, bersama RT, RW, Kader Surabaya Hebat (KSH), dan tokoh masyarakat, untuk aktif menelusuri keberadaan anak-anak yang membutuhkan perhatian khusus di pelosok kota.
Tak hanya itu saja, ia juga meminta sosialisasi layanan call center khusus terus digencarkan, seperti melalui Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (Pusapaga) atau Layanan SAPA 129 (Sahabat Perempuan dan Anak). Tujuannya agar masyarakat dan orang tua dapat dengan mudah melaporkan kesulitan dalam mengelola anak-anak mereka.
“Langkah jemput bola ini merupakan bentuk nyata kehadiran negara dalam menyelamatkan anak-anak yang telah kehilangan arah,” tegasnya.
Isa Ansori juga menekankan bahwa pemerintah tidak boleh ragu untuk menempatkan anak-anak ini di asrama demi menyelamatkan mereka dan meringankan beban keluarga...