Pengasuh Ponpes di Malang Ternyata Komisaris PT Gag Nikel, Tambang di Raja Ampat yang Ramai Disorot
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
A Yahya
09 - Jun - 2025, 10:42
JATIMTIMES - Nama Ahmad Fahrur Rozi atau yang akrab disapa Gus Fahrur, pengasuh Pondok Pesantren An-Nur 1 Bululawang, Malang, tengah menjadi sorotan. Berdasarkan laman resmi PT Gag Nikel, Gus Fahrur diketahui menjabat sebagai salah satu komisaris perusahaan tambang yang kini menjadi perbincangan karena aktivitasnya di wilayah Raja Ampat, Papua Barat Daya itu.
PT Gag Nikel merupakan anak usaha dari PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. Perusahaan tersebut menjadi sorotan setelah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengumumkan bahwa aktivitas penambangan nikel di Pulau Gag diduga melanggar aturan.
Baca Juga : Kehancuran Bangsa-Bangsa Masa Lalu, Azab Allah yang Menghancurkan Umat Ingkar
Dilansir dari laman resmi PT Gag Nikel, jajaran komisaris perusahaan ini diisi oleh empat nama, salah satunya adalah Ahmad Fahrur Rozi. Ia juga merupakan tokoh Nahdlatul Ulama yang kini menjabat sebagai Ketua Tanfidziyah PBNU periode 2022-2027.
Selain Gus Fahrur, ada juga Hermansyah yang menjabat sebagai Presiden Komisaris, Lana Saria, pejabat eselon II Kementerian ESDM yang menjabat sebagai Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu Bara, serta Saptono Adji, pensiunan TNI dengan pangkat terakhir Brigadir Jenderal. Sementara posisi direktur utama ditempati oleh Arya Arditya Kurnia.
Untuk diketahui, PT Gag Nikel disebut telah menambang nikel di lahan seluas lebih dari 6.000 hektare di Pulau Gag, Raja Ampat. KLHK menilai aktivitas itu melanggar UU Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
"PT Gag Nikel beroperasi di Pulau Gag dengan luas 6.030 hektare. Pulau tersebut masuk kategori pulau kecil. Maka aktivitas pertambangan di dalamnya bertentangan dengan Undang-Undang," ujar KLH dalam siaran pers yang dirilis Jumat (6/6/2025).
Adapun masih dikutip dari laman resmi PT Gag Nikel, perusahaan ini sudah mengantongi kontrak karya sejak 1998. Awalnya, kepemilikan saham dikuasai oleh Asia Pacific Nikel Pty. Ltd sebesar 75% dan PT Antam sebesar 25%. Namun, pada 2008, Antam mengambil alih seluruh saham dan menjadi pemilik tunggal perusahaan ini.
Berdasarkan data Kementerian ESDM melalui sistem MODI, cadangan nikel milik perusahaan ini per akhir 2018 mencapai 47,76 juta wet metric ton (wmt)...