Banyak Minimarket Dekat Pasar di Kota Malang, Akademisi: Toko Tradisional Kalah Bersaing
Reporter
Riski Wijaya
Editor
Yunan Helmy
23 - May - 2025, 01:20
JATIMTIMES - Maraknya toko modern atau minimarket yang semakin menjamur di Kota Malang dinilai menyimpan kekhawatiran. Apalagi jika keberadaannya berada di dekat pasar tradisional atau pasar rakyat.
Eksistensi minimarket yang berada di dekat pasar dikhawatirkan dapat mengancam keberlangsungan toko tradisional. Sebab, keberadaan toko modern dikhawatirkan tidak mampu disaingi toko tradisional.
Baca Juga : Hotel Dekat Stasiun Jember, Solusi Praktis untuk Pelancong yang Baru Tiba
"Secara normatif memang perlu diatur jarak ideal antara toko modern dan toko tradisional. Usaha atau toko tradisional jika terlalu dekat (dengan toko modern), pasti akan kalah bersaing, bahkan bisa mati," ujar Wahyudi Winarjo, dosen sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Penelusuran JatimTIMES, sejumlah minimarket terkesan nekat berdiri di dekat pasar rakyat di Kota Malang. Berdirinya minimarket tersebut disinyalir tidak dengan berbekal perizinan yang sesuai. Pasalnya, jika mengacu pada Perda Nomor 13 Tahun 2019, berdirinya toko modern harus berjarak 500 meter dari pasar rakyat. Sedangkan di Kota Malang, sejumlah minimarket hanya berjarak kurang dari 200 meter.
"Pemkot wajib pro-usaha kecil, perlu proteksi, perlu perlindungan hukum," imbuh Wahyudi. Dengan kondisi tersebut, praktik penerapan perda pada penyelenggaraan minimarket berarti rawan diabaikan.
Wahyudi mengatakan, modernisasi zaman memang tak dapat dipungkiri lagi keberlangsungannya. Termasuk bertumbuhnya minimarket sebagai salah satu pertanda keramahan investasi di Kota Malang.
Namun demikian, keberadaan usaha atau toko tradisional menjadi hal wajib bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Malang untuk melakukan perlindungan. Jika tidak, dikhawatirkan bakal membuat usaha kecil akan mati.
"Contoh nyata yang sudah terjadi di Indonesia adalah dengan menjamurnya toko modern, maka usaha atau toko tradisional sudah gulung tikar semua," ucap Wahyudi.
Umumnya, eksistensi usaha atau toko tradisional itu koheren atau memliki hubungan dengan ekonomi lokal yang pelakunya juga warga lokal atau setempat. Jika usaha lokal mati, dampak yang dikhawatirkan turut muncul adalah matinya ekonomi lokal.
"Ini akan membahayakan keseimbangan ekonomi rakyat. Cita cita demokrasi ekonomi kerakyatan yang berdasar Pancasila akan gagal total," jelas Wahyudi...