Media Asing Soroti Pabrik Tahu di Jawa Timur yang Diproduksi Pakai Limbah Plastik
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
10 - May - 2025, 03:20
JATIMTIMES - Praktik kontroversial pabrik tahu di Tropodo, Sidoarjo, Jawa Timur, menjadi sorotan media asing setelah terungkap menggunakan limbah plastik sebagai bahan bakar dalam proses produksinya. Investigasi ini mulanya pertama kali diungkap oleh YouTuber asing Andrew Fraser hingga menjadi sorotan media Inggris The Guardian.
Dalam laporannya, The Guardian mengungkap bahwa plastik bekas dari Australia, Selandia Baru, Jepang, Prancis, Amerika Serikat, dan Inggris digunakan sebagai bahan bakar tungku di sejumlah pabrik tahu di Tropodo. Setiap hari, sekitar 60 pabrik di desa industri tersebut membakar plastik untuk memanaskan tungku. Dari proses produksi tersebut pabrik menghasilkan sekitar 60 ton tahu yang didistribusikan ke wilayah sekitar, termasuk Surabaya.
“Kami pakai plastik karena lebih murah,” kata pemilik pabrik yang tidak mau disebut namanya kepada The Guardian.
Meski pembakaran sampah secara terbuka dilarang di Indonesia, praktik ini masih banyak terjadi di lapangan, termasuk di Tropodo. Di salah satu pabrik, terlihat tumpukan limbah plastik asing seperti bungkus makanan anjing dari Selandia Baru dan pembungkus keju dari Prancis. Menurut Wahyuni, salah satu pemilik pabrik, mereka menghabiskan satu truk limbah plastik setiap dua hari. “Harga satu truk plastik cuma sekitar Rp200 ribu, sedangkan kayu bisa sampai Rp2 juta,” ujarnya.
Dalam laporannya, The Guardian telah mengunjungi lima pabrik tahu di wilayah Tropodo dan menemukan fakta bahwa semua pabrik menggunakan plastik impor, meski jumlahnya bervariasi.
Dr. Daru Setyorini dari lembaga lingkungan Ecoton menjelaskan bahwa limbah plastik ini banyak berasal dari kertas bekas impor yang terkontaminasi.
“Limbah plastik yang tidak bisa didaur ulang dijual ke industri seperti pabrik tahu. Hanya limbah dari pabrik kertas yang bisa menyediakan pasokan bahan bakar murah secara terus-menerus,” katanya.
The Guardian menyebutkan bahwa Indonesia mengimpor sekitar 3 juta ton kertas dan kardus bekas per tahun, dengan sebagian besar berasal dari negara-negara Uni Eropa, Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan Jepang...