Doa Melihat Kakbah: Tulisan Arab, Latin, dan Artinya, Disertai Anjuran Ulama
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
A Yahya
07 - May - 2025, 06:59
JATIMTIMES - Sejumlah jemaah haji Indonesia dari kloter awal sudah mulai tiba di Tanah Suci. Meski belum semuanya bergerak menuju Makkah, suasana spiritual kian terasa. Jemaah gelombang pertama dijadwalkan berangkat dari Madinah ke Makkah mulai 11 hingga 25 Mei, sedangkan gelombang kedua langsung menuju Makkah mulai 16 Mei mendatang.
Bagi para jemaah, salah satu momen yang paling menggetarkan jiwa adalah saat pertama kali menatap Kakbah di Masjidil Haram. Pemandangan suci ini tak sekadar menjadi penanda arah kiblat, tapi juga menyimpan kedalaman makna spiritual bagi setiap Muslim.
Bagi yang belum pernah melaksanakan ibadah haji atau umrah, menatap langsung Ka'bah menjadi momen emosional yang tak terlupakan. Tak sedikit yang menitikkan air mata, takjub melihat bangunan suci yang selama ini hanya dibayangkan dari gambar atau siaran televisi.
Ulama pun menganjurkan agar momen ini tidak berlalu begitu saja. Saat pertama kali melihat Ka'bah, seorang Muslim dianjurkan untuk mengangkat tangan dan membaca doa memuji Allah.
Dalam kitab Tuhfatu al-Ahwadzi bi Syarh Jâmi’ at-Tirmidzi, Imam Abdurrahman al-Mubarakfuri meriwayatkan sebuah doa yang disebutkan dalam Musnad Imam Syafi'i, sebagaimana dilansir dari NU Online:
اللَّهُمَّ زِدْ هَذَا الْبَيْتَ تَشْرِيفًا وَتَعْظِيمًا وَتَكْرِيمًا وَمَهَابَةً، وَزِدْ مَنْ شَرّفَهُ وَكَرَّمَهُ مِمَّنْ حَجَّهُ أَوِ اعْتَمَرَهُ تَشْرِيفًا وَتَكْرِيمًا وَتَعْظِيمًا وَبِرًّا
Latin:
Allāhumma zid hādzal bayta tasyrīfan wa ta‘zhīman wa takrīman wa mahābatan, wa zid man syarrafahū wa karramahū mimman ḥajjahu awi‘tamara tasyrīfan wa takrīman wa ta‘zhīman wa birran.
Artinya:
"Ya Allah, tambahkanlah kemuliaan, keagungan, kehormatan, dan kehebatan pada Baitullah ini. Tambahkan pula kemuliaan, kehormatan, keagungan, dan kebaikan bagi orang-orang yang memuliakan dan menghormatinya dari kalangan mereka yang berhaji atau berumrah."
Namun perlu dicatat, Imam Syafi’i menyampaikan bahwa mengangkat tangan saat melihat Ka'bah bukanlah sesuatu yang secara khusus dianjurkan atau dilarang. Ia berkata:
لَيْسَ فِي رَفْعِ الْيَدَيْنِ عِنْدَ رُؤْيَةِ الْبَيْتِ شَيْءٌ فَلَا أَكْرَهُهُ وَلَا أَسْتَحِبُّهُ
Artinya:
"Tidak ada ketetapan khusus mengenai mengangkat tangan saat melihat Ka’bah. Maka aku tidak memakruhkannya, dan juga tidak menyunnahkannya."(Tuhfatu al-Ahwadzi, Juz 3, hlm...