Diplomasi Sembilan Perutusan: Jalan Raden Mas Rahmat Menuju Amangkurat II
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Yunan Helmy
29 - Apr - 2025, 05:13
JATIMTIMES - Pertengahan abad ke-17 merupakan masa genting dalam sejarah Kesultanan Mataram. Di tengah konflik internal dan eksternal, muncul sosok ambisius bernama Raden Mas Rahmat, putra mahkota Sultan Amangkurat I.
Tokoh yang kelak akan dikenal sebagai Sunan Amangkurat II ini mencatat sejarahnya sendiri melalui jalur diplomasi alternatif: membina hubungan langsung dengan Batavia, pusat kekuasaan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) di Hindia Belanda. Antara tahun 1667 hingga 1675, ia mengirim sembilan perutusan ke Batavia—suatu upaya yang penuh risiko, intrik, dan kalkulasi politik yang rumit.
Baca Juga : Ribuan Laporan Masuk, Polresta Magetan Buka 9 Posko Pengaduan Warga Terdampak Kasus Koperasi MSI
Artikel ini berupaya menguraikan dinamika historiografis dari inisiatif diplomatik Raden Mas Rahmat. Ditinjau dari sumber primer utama seperti Daghregister van het Kasteel Batavia dan laporan surat-surat VOC, kita melihat satu lembar sejarah Mataram yang tidak sekadar berkutat pada pemberontakan dan perebutan kekuasaan, tetapi juga pada perjuangan putra mahkota dalam memosisikan diri di tengah konflik keluarga dan ketegangan antar elite.
Tahun 1667: Diplomasi Awal yang Gagal
Usaha pertama Raden Mas Rahmat untuk membangun hubungan dengan VOC berlangsung pada tahun 1667. Ia mengirim sebuah surat tanpa tanda tangan resmi, disertai hadiah sederhana: lima pon gula, minyak, telur angsa, dan seekor burung merak. Surat tersebut dikirimkan secara hati-hati, tanpa pengesahan resmi dari istana Mataram, mencerminkan ketakutannya kepada Sunan Amangkurat I yang terkenal otoriter dan anti-Belanda. Kompeni, melalui Syahbandar Jan Wesenhagen, menanggapi surat itu dengan dingin. Tidak ada hadiah balasan, tidak ada sambutan resmi—hanya tanggapan administratif yang membekukan niat diplomasi awal itu (Daghregister, 9 Mei 1667).
Kegagalan ini tidak membuat pangeran jera. Justru sebaliknya, ia menyusun strategi diplomatik jangka panjang dengan menjadikan hadiah, jaringan utusan, dan kejelian memilih waktu sebagai alat negosiasi dengan kekuatan asing.
Sembilan Perutusan: Strategi yang Konsisten
Dari tahun 1667 hingga 1675, sembilan perutusan dikirim oleh Raden Mas Rahmat ke Batavia. Para utusan yang dikirim berasal dari kalangan priyayi bawah dan lurah istana, seperti Lurah Sendi, Lurah Suta, Natapraja, dan Martajiwa...