Mahasiswi UIN Malang Bahas Strategi Optimalkan Pembelajaran Akidah Akhlak untuk Gen-Z
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
25 - Apr - 2025, 09:16
JATIMTIMES - Generasi Z yang hidup di tengah ledakan teknologi dan arus globalisasi budaya menghadirkan tantangan baru bagi dunia pendidikan, khususnya pendidikan Islam. Dalam konteks ini, pembelajaran akidah akhlak menjadi hal yang sangat krusial namun juga semakin kompleks.
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Malang), Khairina Maghfirah, mengupas tuntas fenomena ini dalam karya ilmiahnya berjudul Transformasi Pendidikan Islam: Mengoptimalkan Pembelajaran Akidah Akhlak pada Gen-Z. Ia menyebut, karakter Gen-Z yang khas membutuhkan pendekatan baru dalam menyampaikan ajaran Islam agar bisa dipahami dan diamalkan secara maksimal.
Baca Juga : Dinas PU Bina Marga Kabupaten Malang Maksimalkan Anggaran Rp 314 Milliar untuk Perbaikan Jalan dan Jembatan
“Generasi Z merupakan kelompok yang lahir dan tumbuh di era kemajuan teknologi digital yang sangat pesat serta berada dalam pusaran globalisasi budaya yang masif,” tulis Khairina, mahasiswa semester 4, dalam penelitiannya.
Dalam kajiannya, Khairina menggunakan metode studi pustaka dengan pendekatan kualitatif. Ia menganalisis literatur, jurnal ilmiah, dan berbagai sumber akademik lain untuk mengidentifikasi persoalan-persoalan krusial dalam pembelajaran akidah akhlak.
“Hasil kajian menunjukkan bahwa tantangan utama dalam pembelajaran akidah akhlak pada Gen-Z meliputi dominasi pengaruh media sosial yang membentuk cara pandang dan perilaku mereka, terjadinya pergeseran nilai-nilai sosial akibat arus globalisasi, serta masih digunakannya metode pembelajaran konvensional yang kurang diminati oleh peserta didik,” jelasnya.
Adapun Gen-Z yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, tumbuh dengan karakteristik unik seperti melek teknologi, berpikir kritis, visual-oriented, dan cepat bosan dengan metode belajar tradisional. Mereka cenderung lebih suka pendekatan yang interaktif dan personal.
“Mereka memiliki akses luas terhadap informasi, namun belum tentu mampu memfilter mana yang benar atau salah,” tulis Khairina. Di sinilah, pendidikan akidah dan akhlak harus berperan sebagai filter nilai untuk membentuk identitas spiritual dan moral mereka. Menurut Khairina, pendidikan Islam tidak hanya berperan sebagai penyampai teori keagamaan, tetapi lebih dari itu, juga harus mampu membentuk kepribadian peserta didik agar memiliki karakter yang berlandaskan nilai-nilai Islam...