free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

Unisba Blitar Merajut Kebersamaan: Halalbihalal Jadi Momentum Robbani dan Komitmen Pendidikan Bermartabat

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : A Yahya

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Rektor Unisba Blitar, Dr. H. Soebiantoro, M.Si., menyampaikan pesan kebersamaan dan penguatan nilai spiritual dalam Halalbihalal civitas akademika di Aula Terbuka kampus. (Foto: Unisba Blitar)

JATIMTIMES - Aula Terbuka Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar pada Rabu pagi (9/4/2025) tak hanya menjadi ruang pertemuan, tapi berubah menjadi arena penguatan batin dan komitmen akademik. Di tengah semilir angin musim Syawal, keluarga besar Unisba Blitar berkumpul dalam nuansa syahdu, mengikuti kegiatan Halalbihalal bertema “Bulan Suci Ramadan Telah Terlewati Mari Kembali Menjadi Insan Robbani.”

Di hadapan para dosen, tenaga kependidikan, dan pimpinan kampus, Rektor Unisba Blitar, Dr. H. Soebiantoro, M.Si., mengajak seluruh civitas akademika untuk tidak menjadikan Halalbihalal sekadar seremoni tahunan. Dalam pandangannya, Halalbihalal harus menjadi tonggak pembaharuan semangat, baik dalam menjalin relasi personal maupun menguatkan komitmen institusi dalam dunia pendidikan.

Baca Juga : Mega Pamit dari Korea, Pelatih Menangis: Pemain yang Benar-Benar Hebat

“Kebersamaan hari ini bukan hanya untuk saling memaafkan. Ini juga tentang bagaimana kita memaknai kembali peran kita sebagai pendidik dan pengembang karakter bangsa,” ujar Rektor yang akrab disapa Pak Bin itu, dalam pidato pembukaannya.

Pernyataan tersebut bukan sekadar formalitas. Soebiantoro menekankan pentingnya menyelaraskan nilai spiritual dengan arah strategis kampus. Baginya, kualitas perguruan tinggi tak hanya dilihat dari peringkat atau publikasi ilmiah semata, melainkan juga dari kekuatan moral yang ditanamkan kepada mahasiswa.

Ia mengajak seluruh elemen kampus untuk memperkuat sinergi dalam menjalankan visi Unisba Blitar sebagai institusi yang unggul dalam pendidikan dan pembentukan insan berkarakter. Di mata sang Rektor, kampus tidak boleh terjebak pada rutinitas administratif semata, tetapi harus menjadi ekosistem yang hidup dan tumbuh dari semangat kolektif membangun peradaban.

Senada dengan itu, Ketua Yayasan Bina Citra Anak Bangsa, H. Hidayaturrahman, S.E., M.M., juga menekankan pentingnya nilai-nilai etika dalam dunia akademik. Ia menilai bahwa pendidikan tinggi memiliki tanggung jawab besar terhadap pembentukan karakter generasi muda.

“Pendidikan yang baik bukan hanya soal IPK dan kelulusan cepat, tetapi bagaimana mahasiswa kita tumbuh menjadi manusia yang utuh—berakal, berakhlak, dan berempati,” ungkapnya dalam sambutan singkatnya. Ia percaya, atmosfer akademik yang sehat akan menciptakan lulusan yang tak hanya kompeten secara intelektual, tapi juga matang secara emosional dan spiritual.

Momentum Halalbihalal ini turut diisi dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Ustadz Shohib, serta tausiyah dari Dr. H. Soim Alkasi, M.Pd., yang menyoroti kearifan lokal dalam praktik Halalbihalal di Indonesia. Ia menyebut, tradisi ini merupakan bentuk budaya Islam yang unik dan khas Nusantara, yang menyatukan nilai religius dengan budaya saling mengunjungi dan saling memaafkan.

“Halalbihalal adalah wujud kearifan spiritual bangsa kita. Tak sekadar formalitas, tetapi benar-benar menyentuh sisi terdalam kemanusiaan—yaitu menghapus dendam, membasuh luka, dan merajut ulang hubungan sosial,” jelas dai asal Tulungagung itu dalam ceramahnya.

Baca Juga : Puguh DPRD Jatim Dorong Pengembangan Pertanian Vertikal, Wujud Apresiasi Panen Raya Padi Kota Malang

Kegiatan yang dihadiri jajaran Wakil Rektor, dekan, kaprodi, serta tenaga kependidikan ini ditutup dengan ramah tamah dan hidangan khas Lebaran. Tak ada sekat antara dosen dan pegawai, semuanya larut dalam suasana kehangatan.

Bagi Unisba Blitar, Halalbihalal bukan sekadar ritual keagamaan. Ia adalah cara kampus ini menjaga denyut kebersamaan, di tengah tuntutan akademik yang semakin kompleks. Ia adalah ruang jeda yang menyegarkan, sebelum kembali menyusun langkah menuju cita-cita besar: mencetak generasi robbani—yang cakap berpikir dan tajam nuraninya.

Seperti yang diungkapkan salah satu dosen muda, kegiatan ini menjadi semacam oase di tengah rutinitas akademik. “Di momen seperti ini, kita tidak hanya saling berjabat tangan, tapi juga menyatukan kembali semangat membangun kampus yang lebih manusiawi dan bermakna.”

Unisba Blitar telah menunjukkan bahwa lembaga pendidikan tak kehilangan ruh spiritualnya. Bahwa di balik tumpukan tugas dan target akreditasi, masih ada ruang untuk saling mendoakan, saling memaafkan, dan saling menguatkan. Sebuah kampus yang tidak hanya mencetak sarjana, tapi juga merawat peradaban.