BMKG Prediksi Kemarau 2025 Lebih Pendek, Tapi Risiko Tetap Perlu Diwaspadai

Reporter

Binti Nikmatur

14 - Apr - 2025, 08:43

Ilustrasi musim kemarau. (Foto: Shutterstock)


JATIMTIMES - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau tahun 2025 akan berlangsung lebih singkat dibanding biasanya di sebagian besar wilayah Indonesia. Namun demikian, potensi risiko bencana tetap harus diantisipasi secara serius. 

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan bahwa musim kemarau sudah mulai memasuki tahap awal sejak April 2025 dan akan terus meluas secara bertahap di berbagai daerah. 

“Awal musim kemarau di Indonesia diprediksi tidak terjadi secara serempak. Pada bulan April 2025, sebanyak 115 Zona Musim (ZOM) akan memasuki musim kemarau. Jumlah ini akan meningkat pada Mei dan Juni, seiring meluasnya wilayah yang terdampak, termasuk sebagian besar wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua,” ujar Dwikorita dikutip dari keterangan resminya, Senin (14/4/2025). 

BMKG mencatat bahwa saat ini kondisi iklim global tengah berada dalam situasi yang cukup stabil. Fenomena El Nino-Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD) tercatat berada dalam fase netral. Artinya, tidak ada gangguan besar yang datang dari arah Samudra Pasifik maupun Samudra Hindia hingga paruh kedua tahun ini. 

Namun, suhu permukaan laut di sekitar wilayah Indonesia masih cenderung lebih hangat dari normal dan diperkirakan akan bertahan hingga bulan September. Kondisi ini diprediksi bisa memberi dampak terhadap pola cuaca lokal di sejumlah daerah. 

Lebih lanjut, Dwikorita mengungkapkan bahwa puncak musim kemarau 2025 diperkirakan terjadi antara Juni hingga Agustus. Beberapa wilayah diprediksi akan mengalami kekeringan paling parah pada bulan Agustus. 

“Wilayah-wilayah seperti Jawa bagian tengah hingga timur, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku diperkirakan mengalami puncak kekeringan pada Agustus,” paparnya. 

Berdasarkan analisis BMKG, sekitar 60% wilayah akan mengalami kemarau dengan intensitas normal. Sementara itu, 26% wilayah diprediksi akan mengalami kemarau yang lebih basah dari biasanya, dan sisanya, sekitar 14%, berpotensi mengalami kekeringan lebih kering dari normal. 

“Durasi kemarau diprediksi lebih pendek dari biasanya di sebagian besar wilayah, meskipun terdapat 26% wilayah yang akan mengalami musim kemarau lebih panjang, terutama di sebagian Sumatera dan Kalimantan,” tambahnya. 

Dalam rangka mitigasi risiko, BMKG memberikan sejumlah rekomendasi penting bagi berbagai sektor, termasuk pertanian, kebencanaan, lingkungan, hingga energi dan kesehatan.

Untuk sektor pertanian, penyesuaian jadwal tanam dan pemilihan varietas tahan kekeringan menjadi kunci. Selain itu, pengelolaan air juga perlu dioptimalkan untuk memastikan ketersediaan air di tengah keterbatasan curah hujan...

Baca Selengkapnya


Topik

Peristiwa, BMKG, kemarau,



Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat di Indonesia. Sektor industri, perdagangan, dan pariwisata menjadi pilar utama perekonomian Jatim. Pembangunan infrastruktur juga terus dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

cara menyimpan tomat
memilih model baju kerja wanita
harga gabah shio 2025
Cincin anniversary bukan sekadar perhiasan - ia adalah simbol yang menceritakan perjalanan cinta yang telah dilalui bersama. Mari kita dalami bagaimana Tips Memilih Wedding Anniversary Ring yang tepat untuk moment spesial Anda.

cara simpan tomat
Tips Memilih Bralette