Mataram Menyerang Tuban: Gelombang Pertama di Era Panembahan Senapati
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Nurlayla Ratri
01 - Apr - 2025, 10:21
JATIMTIMES - Dalam sejarah panjang persaingan politik dan militer di Jawa, serangan Kesultanan Mataram terhadap Tuban pada tahun 1598-1599 menjadi salah satu momen penting yang memperlihatkan ambisi ekspansionis Panembahan Senapati. Kota pelabuhan yang berada di pesisir utara Jawa itu merupakan pusat perdagangan yang kaya, memiliki kekuatan politik yang tangguh, dan memainkan peran penting dalam dinamika kekuasaan antara kerajaan-kerajaan di Jawa.
Serangan ini menjadi bagian dari strategi besar Mataram untuk menegaskan dominasinya atas wilayah pesisir utara, yang pada masa itu masih menjadi pusat kekuatan politik dan ekonomi yang relatif otonom dari pengaruh Mataram.
Baca Juga : Beasiswa 99 Unira Malang: Sasar Calon Maba Aktif Organisasi NU, Dapat Potongan UKT Rp 1 Juta
Namun, berbeda dengan penaklukan wilayah-wilayah pedalaman yang berhasil ditundukkan dengan cepat, perlawanan Tuban terbukti lebih keras. Kota ini bukan hanya sekadar pelabuhan dagang, tetapi juga pusat aristokrasi pesisir yang memiliki jaringan hubungan dengan berbagai kekuatan lain di Nusantara, termasuk Surabaya, Banten, dan bahkan pengaruh Islam konservatif dari Sunan Giri.
Kegagalan Mataram dalam serangan pertamanya ke Tuban mencerminkan bagaimana kota ini tidak mudah ditaklukkan, bahkan oleh kekuatan sebesar Mataram yang mulai meneguhkan dominasinya di tanah Jawa.
Tuban: Kota Pelabuhan yang Tangguh
Menjelang akhir abad ke-16, Tuban masih menjadi salah satu kota pelabuhan terpenting di Jawa. Catatan dari sumber-sumber Eropa, khususnya dari pelaut Belanda yang singgah di sana pada akhir tahun 1598, menggambarkan Tuban sebagai sebuah kota feodal yang memiliki struktur pertahanan yang kuat. Kota ini dikelilingi oleh tembok besar, dengan pintu gerbang kayu yang kokoh.
Raja Tuban pada masa itu digambarkan sebagai seorang penguasa yang memiliki kekuatan militer besar, mampu mengerahkan ribuan prajurit dalam waktu singkat, baik pasukan berkuda maupun infanteri.
Sumber Belanda yang tertuang dalam Begin ende Voortgangh menggambarkan istana raja Tuban dengan detail yang menarik. Istana ini besar, memiliki banyak ruangan, dengan dinding bata merah yang kokoh dan lantai berubin.
Arsitekturnya memperlihatkan pengaruh Majapahit yang masih bertahan, dengan pendapa terbuka dan sistem tata ruang yang mencerminkan kesinambungan kebudayaan klasik Jawa...