JATIMTIMES - Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) kembali menjadi momen panen bagi sektor pariwisata Kota Malang. Tingkat hunian hotel dilaporkan mengalami lonjakan signifikan, terutama di kawasan pusat kota, seiring meningkatnya arus wisatawan yang memanfaatkan libur panjang akhir tahun.
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang Baihaqi mengungkapkan bahwa berdasarkan laporan sementara dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), okupansi hotel pada hari biasa sudah berada di kisaran 60 hingga 70 persen. Angka tersebut melonjak tajam saat akhir pekan.
Baca Juga : Impor Ilegal Bawang Bombai Terbongkar di Surabaya, Mentan Amran: Harus Ditindak Tegas
“Kalau sudah masuk weekend, beberapa hotel di tengah kota bisa sampai overload,” ujar Baihaqi, Selasa (23/13/2025).
Menjelang puncak libur Nataru, tepatnya mulai 25 Desember hingga pergantian tahun, keterisian kamar hotel bahkan disebut-sebut nyaris penuh. Meski demikian, Baihaqi menegaskan bahwa tidak semua hotel mengalami kondisi full booked secara merata.
“Memang ada laporan dari PHRI yang menyebutkan penuh, tapi biasanya itu terjadi di hotel-hotel yang berada di tengah kota. Nanti akan kami konfirmasi ulang,” jelasnya.
Tak hanya sektor perhotelan, sejumlah destinasi wisata Kota Malang juga mencatat lonjakan kunjungan. Kawasan heritage Kayutangan masih menjadi primadona wisatawan, disusul kawasan kampung tematik seperti Kampung Warna-Warni yang kembali ramai dikunjungi.
Sementara itu, geliat liburan juga terasa di pusat perbelanjaan. Baihaqi menyebut Malang Olympic Garden (MOG) masih menjadi mal yang paling ramai dikunjungi masyarakat maupun wisatawan. “Lonjakan kunjungan itu pasti ada, karena ini libur panjang. Biasanya puncaknya memang di akhir tahun,” katanya.
Meski terjadi peningkatan, Baihaqi menilai lonjakan kunjungan wisatawan tahun ini tidak melonjak ekstrem dibandingkan tahun lalu. Ia menyebut target kunjungan wisata 2025 sebesar 3,3 juta wisatawan optimistis bisa tercapai, namun tanpa lonjakan drastis hingga puluhan persen.
Baca Juga : Libur Nataru, Begini Cara Praktis Cek Tarif Tol secara Online
“Kalau sampai 35 atau 40 persen itu tidak mungkin. Destinasi kita kan relatif tetap, jadi kenaikannya wajar,” ucap dia.
Untuk menjaga geliat pariwisata tetap berkelanjutan, Baihaqi menekankan pentingnya penguatan karakter pariwisata perkotaan yang menjadi keunggulan Kota Malang. Mulai dari wisata kuliner, belanja, pendidikan, hingga kampung-kampung tematik.
“Potensi yang kita miliki harus terus dikuatkan dan dibranding dengan baik. Inovasi dan kreativitas perlu ditingkatkan, termasuk pelayanan dari para pelaku pariwisata,” pungkasnya.
