JATIMTIMES - Hari Ibu tak dirayakan dengan seremoni, tapi dengan kerja nyata. Pada 22 Desember 2025, tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) STIE Malangkuçeçwara turun langsung ke Desa Gunungrejo, Singosari, Kabupaten Malang, membawa bekal ilmu praktis bagi ibu-ibu PKK yang sehari-hari bergelut di sektor usaha mikro.
Alih-alih pidato panjang, agenda itu diisi dua pelatihan yang langsung menyentuh dapur usaha warga. Mulai dari akuntansi sederhana untuk UMKM hingga kreasi daur ulang limbah plastik menjadi aksesori bernilai jual.
Baca Juga : Declare Deviden Rp 2 Miliar, Perumda Jasa Yasa Bakal Kembangkan 8 Destinasi Wisata di 2026
Sekitar 30 ibu PKK mengikuti kegiatan ini. Sebagian besar merupakan pelaku UMKM dan bagian dari desa yang tengah diarahkan menjadi unggulan produk pertanian.
Anggota Tim Pengabdian STIE Malangkuçeçwara Rina Irawati SE MM menjelaskan bahwa kegiatan ini dirancang agar ilmu kampus tidak berhenti di ruang kelas. “Hari ini kami memberikan dua pelatihan. Pertama, akuntansi sederhana yang disampaikan Dr Aminul Amin. Kedua, pelatihan kreasi daur ulang limbah plastik menjadi aksesori bernilai ekonomis, yang dibawakan mahasiswa kami, Rahmat Ardiansyah,” ujarnya.
Menurut Rina, materi akuntansi yang diberikan tidak sekadar teori. Peserta juga diajak memahami penghitungan harga pokok produksi (HPP), aspek krusial yang kerap diabaikan pelaku UMKM. “HPP ini penting karena berkaitan langsung dengan penentuan harga jual. Warga jadi tahu batas harga yang masuk akal untuk setiap produk yang mereka buat,” katanya.
Ia berharap transfer pengetahuan dari dunia akademik ini bisa benar-benar diterapkan. “Semoga ilmu yang kami bagikan bermanfaat dan bisa diaplikasikan, sehingga ke depan lahir produk unggulan dari Desa Gunungrejo,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua LPPM STIE Malangkuçeçwara Dra Siti Munfaqiroh MSi mengaku terkesan dengan antusiasme peserta. “Alhamdulillah kegiatan berjalan sangat baik. Semangat para pelaku UMKM di Gunungrejo ini luar biasa,” ucapnya.
Siti menjelaskan, pelatihan kali ini terasa berbeda dibanding program sebelumnya yang lebih banyak menyentuh keterampilan produksi, seperti batik, ecoprint, pengolahan makanan-minuman, hingga teknik pemotretan produk. “Hari ini fokusnya lebih strategis. Pelatihan pertama tentang penentuan harga jual dan analisis BEP. Pelatihan kedua, bagaimana limbah plastik, khususnya tutup botol berwarna-warni, bisa disulap menjadi aksesori yang cantik dan bernilai ekonomi,” jelasnya.
Menurut dia, materi kegiatan selalu ditentukan melalui diskusi dengan ketua PKK Desa Gunungrejo agar sesuai kebutuhan lapangan. Ke depan, arah pendampingan akan diperkuat pada aspek pemasaran. “Kalau pelatihan sudah banyak, selanjutnya kita fokus bagaimana produk-produk Gunungrejo ini bisa benar-benar terjual,” tegasnya.
Baca Juga : Nanik Endang Rusminiarti Jadi Ibunda Guru PGRI Magetan, Perkuat Sinergi Pemerintah dan Tenaga Pendidik
Dari sisi desa, kegiatan ini disambut positif. Ketua TP PKK Desa Gunungrejo Muhtamilatur Rohmah menyebut kolaborasi dengan STIE Malangkuçeçwara sudah menjadi agenda rutin setiap tahun. “Alhamdulillah, setiap tahun kami selalu mendapat pendampingan. Hari ini pelatihannya akuntansi dan pengolahan limbah menjadi kerajinan,” ujarnya.
Ia berharap kegiatan ini mampu memantik kreativitas ibu-ibu PKK sekaligus mengubah cara pandang terhadap sampah rumah tangga. “Semoga ibu-ibu semakin kreatif dan sampah yang ada di rumah bisa dimanfaatkan,” katanya.
Muhtamilatur juga mengungkapkan bahwa banyak anggota PKK Gunungrejo merupakan pelaku UMKM, mulai dari usaha shuttlecock, makanan dan minuman, hingga usaha rumahan lainnya. “Materi akuntansi, termasuk penghitungan HPP, sangat penting karena itu akan menunjang penjualan usaha kami,” pungkasnya.