JATIMTIMES - Tingkat hunian homestay maupun vila di Kota Batu mulai menunjukkan tren peningkatan menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Hingga pertengahan Desember, reservasi homestay maupun vila telah menyentuh angka di atas 50 persen.
Reservasi yang sudah dilakukan para tamu tercatat periode pemesanan terbanyak mulai 25 Desember hingga 1 Januari mendatang. Sehingga bagi wisatawan yang ingin berlibur di Kota Batu, pastikan segera melakukan pemesanan.
Baca Juga : Tren Warna Rambut 2026: Cokelat Tetap Jadi Favorit, Ash dan Merah Kian Diminati
Hal tersebut dibeberkan Ketua Indonesia Homestay Association (IHSA) Kota Batu, Kota Batu Natalina. Ia menjelaskan, lonjakan pemesanan ini menjadi sinyal positif bagi pelaku usaha akomodasi.
Para anggota IHSA optimistis okupansi dapat menembus 100 persen pada puncak liburan, khususnya pada rentang 25–31 Desember 2025. “Kalau melihat tren reservasi dan minat wisatawan, teman-teman anggota yakin okupansi bisa penuh di periode tersebut,” ungkap Lina, Minggu (14/12/2025).
Dengan momentum ini, dari sisi tarif, harga sewa homestay selama momen libur panjang juga mengalami penyesuaian. Untuk unit homestay reguler, harga berada di kisaran Rp 750 ribu hingga Rp 1 juta per malam.
Sementara untuk unit berkapasitas besar atau premium, tarif berkisar antara Rp 2,5 juta hingga Rp 5 juta per malam. “Ada kenaikan mencapai 50 persen,” imbuh Lina.
Saat ini, IHSA Kota Batu menaungi sekitar 400 properti homestay dengan total kamar mencapai kurang lebih 1.000 unit. Jumlah tersebut dinilai masih mampu mengakomodasi lonjakan wisatawan, terutama rombongan keluarga yang menjadi segmen utama pengguna homestay.
Meski demikian, pelaku usaha mengakui adanya kekhawatiran yang memengaruhi laju pemesanan tahun ini. Faktor cuaca ekstrem dan potensi bencana alam menjadi pertimbangan serius bagi wisatawan.
Lina mencontohkan banjir parah di wilayah Kota Malang beberapa waktu lalu sempat berdampak langsung terhadap industri perhotelan, di mana sejumlah tamu memilih membatalkan reservasi.
Baca Juga : Libur Nataru, DLH Kota Malang Siaga Penuh Antisipasi Lonjakan Sampah
“Tahun ini memang terasa lebih hati-hati. Waktu banjir besar di Malang, banyak tamu hotel yang minta pembatalan,” tambah Lina.
Terpisah, Ketua Paguyuban Vila Kota Batu Indra Tri Ariyono menjelaskan kondisi vila tak sama dengan homestay. Pada pekan ini reservasi okupansi vila baru 20 persen.
Meskipu demikian, pihaknya tidak menaruh target pada Nataru mendatang. “Untuk harganya 200 ribu sampai 300 ribu per kamar,” terang Indra.
Namun pelaku homestay maupun vila berharap puncak libur akhir tahun dapat menjadi momentum kebangkitan okupansi sekaligus mendongkrak pendapatan sektor pariwisata daerah.