JATIMTIMES - Polemik dugaan kelalaian pengasuhan di Daisy Daycare Kota Malang memasuki babak baru. Setelah keluhan seorang ibu bernama Darra Citra Paramitha viral di media sosial, pihak daycare akhirnya menyampaikan klarifikasi resmi dan permohonan maaf secara terbuka.
Dalam pernyataan tertulis yang diunggah di akun Instagram resminya, pihak pengelola menyampaikan rasa penyesalan mendalam atas kejadian yang membuat dua bayi kembar berusia lima bulan diduga mengalami trauma usai menjalani trial penitipan.
Baca Juga : Polsek Sumbergempol Salurkan Bantuan Kapolres ke PP Al Falah Trenceng
“Kami memahami bahwa situasi ini sangat berat, terutama bagi pihak yang terdampak langsung. Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi kami. Kami berkomitmen untuk terus berbenah, melakukan evaluasi menyeluruh, dan memperkuat standar pelayanan kami,” tulis pihak Daisy Daycare, dikutip Senin (1/12).
Pihak pengelola juga menjelaskan serangkaian langkah yang sudah ditempuh sejak keluhan diterima pada Sabtu (22/11/2025). Pertama, pihak daycare mengaku langsung meminta maaf kepada klien dan memanggil caretaker yang bertugas untuk diberikan peneguran serta sanksi.
Dalam pernyataannya, disebutkab bahwa Owner bersama dua caretaker langsung mendatangi rumah klien untuk meminta maaf secara langsung serta mendampingi pemeriksaan bayi ke dokter spesialis anak (SpA).
Pada Minggu (23/11), observasi dilakukan dan dokter mengungkap beberapa kondisi bayi. Di antaranya, pertama, tidak ditemukan bercak putih pada lidah yang mengindikasikan luka bakar. Kemudian, kedua bayi memiliki alergi yang menyebabkan kolik.
Selanjutnya, kemungkinan trauma yang disarankan untuk dipulihkan lewat bonding dengan ayah. Observasi lanjutan pada bagian kepala. Serta dokter meminta bayi kembar diberikan probiotik 2 tetes per hari.
Pengelola menyebutkan bahwa komunikasi dengan orang tua korban terus dilakukan hingga saat ini. Selain bertanggung jawab pada pihak terdampak, pihak pengelola juga mengklaim perlu menjaga kepercayaan klien lain yang masih menggunakan layanan.
Sebagai langkah tambahan, pihak pengelola juga mengundang seluruh klien tetap untuk sesi perbaikan pelayanan dan SOP. Termasuk menutup sementara layanan Daisy Care (mom and baby treatment) sejak 23 November. Serta menghentikan penerimaan klien baru di layanan daycare.
Hingga Selasa (25/11), perawatan bayi masih berlanjut di bawah pantauan dokter. Caretaker yang bertugas pada hari kejadian juga disebut sudah tidak lagi bekerja di Daisy Daycare.
“Kami terus berkomitmen untuk mendampingi, bertanggung jawab, dan mensupport segala hal yang terjadi dalam proses ini,” tulis pengelola Daisy Daycare.
Sebagaimana diberitakan, kasus ini mencuat setelah unggahan Darra Citra Paramitha melalui akun Instagram @daracp viral dan memicu kemarahan publik.
Ia mengaku hancur ketika menonton rekaman CCTV yang menunjukkan bayi kembarnya menangis histeris selama berjam-jam tanpa ditenangkan.
Baca Juga : 30 Peserta UKW Dinyatakan Kompeten, OJK Turut Ajak Wartawan Berantas Pinjol Ilegal
“Hati siapa yang gak hancur ngeliat anaknya diperlakukan begitu. Maafin ya nak, untuk pertama dan terakhir kalinya… Gak nyangka keputusan yang bunda ambil malah menyiksa kalian nak…” tulis Dara.
Menurutnya, caretaker melaporkan kondisi baik-baik saja, namun rekaman CCTV menunjukkan sebaliknya.
“SHOK GEMETAR HANCUR,” tulisnya.
Dara juga menyebut mulut anaknya sempat dijejali ASIP saat masih menangis keras. Ia menilai cara makan yang diberikan sangat keliru.
“Gak punya Hati, berapa kali anak saya menangis histeris, menolong pun tidak… Bahkan yang katanya no screen time malah dikasi screentime dengan jarak sedekat itu,” tulisnya.
Ia mengklaim kepala salah satu bayi beberapa kali terbentur tembok tanpa tindakan penenangan dari pengasuh.
"Ada 2 orang dewasa, anak histeris nangis tidak di tenangkan, hingga terjedut tembok berulang dan saat tau pun tetap tidak ada upaya untuk memindahkam atau menggendong," kata Dara.
Lebih jauh, ia menuding bayi malah dipaksa makan dan berujung muntah.
“Owner daycare tersebut mengakui kesalahan yang fatal dan ga bisa dielak atas kelalaian pekerja disana,” tulisnya.
Dara menyebut kejadian ini membuat salah satu anaknya trauma makan. "Perlakuan lain nya mereka mpasi dini di usia 5 bulan… sampe tadi sore makan itu salma yang tadinya selalu antusias, mlengosin sendok dan menangis…" ujarnya.
Ia menyebut dua caretaker bernama Risa dan Bella sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam kejadian tersebut.