JATIMTIMES - Pemahaman mendalam tentang ‘Arudl wal Qawafi, disiplin ilmu yang mengikat metrum (pola ritme) dan rima dalam puisi Arab, dipertegas kembali sebagai fondasi penting yang melambangkan kemajuan intelektual peradaban Arab kuno hingga modern. Dalam sebuah forum akademik Guest Lecture bertajuk “Arudl wal Qawafi dan Dinamika Perkembangannya” Rabu (5/11/2025) yang diadakan oleh Fakultas Humaniora Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang, pakar sastra Arab Dr. Nurlinah, M.Ag. dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung memaparkan dinamika historis sistem prosodi ini.
Dr. Nurlinah menyoroti bahwa ‘Arudl wal Qawafi bukanlah sekadar perangkat teknis yang mengatur panjang pendek suku kata atau akhiran baris puisi. Ia adalah sistem kompleks yang memiliki nilai historis dan intelektual tinggi.
Dalam telaahnya, ia menjelaskan bagaimana sistem metrum dan rima ini berevolusi, mulai dari akar-akarnya di era jahiliyah mencapai masa keemasan selama periode Islam, hingga merespons perkembangan bentuk-bentuk puitis di era kontemporer.

Menurut Dr. Nurlinah, puisi Arab selalu menjadi refleksi utuh dari masyarakat yang melahirkannya. Transformasi signifikan dalam kehidupan sosial, gejolak politik, dan pergeseran budaya di Jazirah Arab merupakan faktor-faktor krusial yang turut mewarnai estetika dan kerangka struktural puisi dari masa ke masa.
Ia menegaskan kembali pandangan fundamental tentang kedudukan puisi, “Puisi Arab bukan hanya ekspresi keindahan bahasa, melainkan refleksi peradaban. ‘Arudl wal qawafi adalah sistem yang menjaga harmoni antara ritme, bunyi, dan makna, serta memperlihatkan kecanggihan intelektual bangsa Arab sejak masa awal,” ungkapnya.
Sistem yang dijaga ini menunjukkan bahwa penciptaan puisi bukan sekadar improvisasi, melainkan proses kreatif yang tunduk pada kerangka logis dan terukur, menegaskan bahwa bangsa Arab memiliki kecerdasan struktural bahasa sejak masa awal.
Dinamika Modern: Ketika Puisi Bebas Lahir
Perkembangan abad ke-20 membawa arus modernisasi yang melahirkan berbagai bentuk baru dalam sastra Arab. Salah satu fenomena yang diulas adalah kemunculan puisi bebas modern (asy-syi‘r al-hurr).
Dr. Nurlinah menjelaskan bahwa fenomena ini kerap disalahpahami sebagai penolakan total terhadap tradisi klasik. Justru sebaliknya, kemunculan puisi bebas merupakan bagian alamiah dari siklus kreativitas yang memperkaya khazanah sastra Arab, alih-alih melunturkan dominasi kaidah-kaidah yang sudah mapan. Menurutnya, inovasi bentuk adalah respons terhadap tuntutan zaman dan bukan berarti sistem klasik telah lenyap.
Lebih lanjut, Dr. Nurlinah menambahkan, bahwa kemunculan bentuk puisi bebas modern (asy-syi‘r al-hurr) bukan berarti lenyapnya dominasi sistem klasik, melainkan bagian dari dinamika kreatif yang memperkaya khazanah sastra Arab.
Sesi akademik ini menarik perhatian besar dari mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Arab (BSA), yang berkesempatan mendalami akar tradisi sekaligus meninjau perkembangan prosodi Arab dari sudut pandang kontemporer. Mereka aktif terlibat dalam diskusi, menunjukkan antusiasme tinggi untuk menguasai isu-isu mutakhir dalam kajian prosodi ini.

Ketua Program Studi BSA Fakultas Humaniora, Dr. Abdul Basid, menyambut baik respons positif dari mahasiswanya. Ia menegaskan bahwa forum seperti ini berfungsi sebagai ruang penting untuk menjembatani pengetahuan klasik dengan kebutuhan ilmiah modern.
Baca Juga : 3 Kesalahan Ini Bisa Bikin Jual Beli Rumah Tidak Sah Menurut Pakar Hukum
“Kegiatan ini menjadi ruang penting bagi mahasiswa untuk memahami akar tradisi sastra Arab sekaligus melihat perkembangannya dalam perspektif modern,” ujar Dr. Abdul Basid.
Harapannya jelas, yaitu menumbuhkan akademisi yang tidak hanya kuat secara teori, tetapi juga adaptif dalam praktik. “Kami berharap mahasiswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu mengkaji dan mengembangkan tradisi kesusastraan dengan pendekatan ilmiah kontemporer,” tambahnya.
Melalui inisiatif akademik yang fokus pada substansi dan kedalaman ilmu, Fakultas Humaniora UIN Malang memperkuat komitmennya untuk menghadirkan atmosfer akademik yang dinamis dan berstandar global. Hal ini dilakukan demi mendorong mahasiswa agar terus menggali dan memperkaya studi sastra Arab sebagai kontribusi signifikan bagi dunia keilmuan dan kebudayaan.