JATIMTIMES - Masalah kurangnya peralatan dan fasilitas layanan kesehatan di tingkat desa menjadi perhatian Pemkot Batu. Pemkot Batu menargetkan aktivasi pondok bersalin desa (Polindes) untuk setara dengan puskesmas pembantu (Pustu).
Wali Kota Batu Nurochman membenarkan, bahwa peningkatan tersebut dibutuhkan untuk memberikan aksesibilitas layanan kesehatan yang merata. Terlebih, dalam waktu dekat pihaknya belum bisa merealisasikan penambahan puskesmas.
Baca Juga : Ini Susunan Kepengurusan Dekranasda Kabupaten Malang 2025-2030, Libatkan Kepala Perangkat Daerah
"Upaya percepatan yang dilakukan yakni dengan melakukan aktivasi Polindes. Agar setara dengan puskesmas pembantu, ada kelengkapan peralatan yang harus dipenuhi dan ditingkatkan SZdM-nya," ujar Nurochman saat ditemui, belum lama ini.
Terkait SDM yang diberdayakan pada fasilitas kesehatan (faskes) tersebut. Pemkot Batu juga tengah melakukan penandatanganan perjanjian kerja bagi tenaga kesehatan (nakes) dan pendukung puskesmas. "Kemarin kami sudah melakukan teken dengan nakes," ucap pria yang akrab disapa Cak Nur itu.
Ia merincikan, ada sebanyak 15 dokter, 21 bidan, 13 perawat dan tiga akuntan yang akan membersamai program tersebut. Puluhan nakes itu diminta untuk memberikan sikap profesionalitas dalam melayani masyarakat. Termasuk imbauan tegas untuk tidak melakukan diskriminasi kepada siapapun untuk memberikan pelayanan kesehatan.
Dengan begitu, sambungnya, Pemkot tidak hanya melakukan perubahan secara fisik, namun penambahan peralatan juga kesiapan pihak-pihak yang bertugas.
Baca Juga : Hati-Hati! Ini Risiko Serius Main Ponsel Sebelum Tidur yang Jarang Diketahui
Ia menambahkan, program tersebut jadi aktualisasi pelayanan puskesmas yang berjalan berorientasi jangkauan layanan dan ketersediaan SDM. "Untuk mengaktivasi Polindes desa dan kelurahan tuntas bulan Agustus nanti," tegas Cak Nur.