JATIMTIMES - Di tengah maraknya strategi pemasaran digital, press release masih jadi salah satu senjata utama dalam membangun reputasi brand. Kombinasi antara media sosial, SEO, dan iklan digital terbukti semakin efektif mendorong eksistensi dan kepercayaan publik terhadap sebuah merek.
Sepanjang 2023 hingga 2024, tren menunjukkan bahwa pendekatan terintegrasi dalam komunikasi brand semakin dominan. Berdasarkan data terbaru, sebanyak 29,7 persen pengguna global menemukan brand melalui iklan di media sosial, naik dari 26,8 persen di tahun sebelumnya.
Baca Juga : Mudah, Begini Cara Bikin QR Code Pospay untuk Cairkan BSU Rp 600.000 di Kantor Pos Tanpa Rekening
Tak hanya itu, 91 persen bisnis telah memanfaatkan konten video untuk meningkatkan engagement. Sementara 75 persen pendapatan e-commerce masih bersumber dari pencarian organik. Hal ini menunjukkan pentingnya peran SEO dalam menarik trafik.
Di sisi lain, belanja iklan media sosial global juga terus meningkat. Tercatat lebih dari US$207 miliar telah dihabiskan untuk iklan sosial, dan angka ini diprediksi terus tumbuh, terutama untuk iklan video pendek yang diproyeksikan mencapai US$145,8 miliar pada 2028.

Praktisi Media Relations Amanda Egatya saat memberikan materi kepada tim intern Malang Creative Center (MCC), baru-baru ini. (Foto: istimewa)
Menanggapi tren tersebut, praktisi Media Relations Amanda Egatya mengungkapkan bahwa press release tetap relevan di era digital. Ia menyampaikan bahwa satu konten press release bisa diolah untuk berbagai kebutuhan digital.
"Satu press release, bisa digunakan untuk bahan pembuatan konten media sosial, digital ads hingga artikel SEO," ujar Amanda saat memberikan materi kepada tim intern Malang Creative Center (MCC), baru-baru ini.
Menurutnya, press release tidak hanya sekadar untuk eksposur media, tetapi juga memperkuat kepercayaan terhadap sebuah brand.
"Termasuk, untuk membentuk reputasi. Sehingga, masyarakat bisa mengetahui brand dan kepercayaan dalam menggunakan produk atau jasa. Apalagi, kalau terbaca sistem SEO, klien tidak perlu susah-susah lagi mencari keberadaan brand tersebut," katanya.
Amanda juga menyoroti pentingnya menyertakan data pendukung dan sudut pandang (angle) yang menarik dalam sebuah press release. Dua hal ini kerap dianggap sepele, padahal sangat menentukan apakah sebuah rilis bisa menarik perhatian media atau tidak.
"Poin penting yang sering dilupakan adalah data pendukung, dan impact dari sebuah program atau kegiatan. Bagaimana kegiatan tersebut memberikan impact positif kepada masyarakat," ungkapnya.
Baca Juga : Liburan Hemat dan Seru di Grand Mercure Malang Mirama, Mulai Rp 1,3 Juta Per Malam
Mencari hal yang unik dan menarik dari sebuah program. Mencari yang berbeda itu juga menjadi daya tarik bagi media. Ini juga mendukung reputasi brand," tambahnya.
Dalam penyebaran press release, Amanda juga menekankan pentingnya mengecek validitas media penerbit. Hal ini bisa dilakukan melalui laman resmi Dewan Pers. "Ini hal yang penting. Untuk mengetahui media yang sudah terverifikasi bisa melalui laman website Dewan Pers," imbuhnya.
Untuk diketahui, kegiatan pelatihan ini diselenggarakan oleh Malang Creative Center sebagai bagian dari penguatan kapasitas tim intern. Ahmad Fariddudin dari tim Pemasaran dan Kerjasama MCC mengatakan, kegiatan tersebut menjadi bagian dari program pengembangan yang telah berjalan selama enam batch.
"Kegiatan ini bertujuan untuk scale up skill internship MCC. Sekaligus, mengenalkan profesi PR khususnya. PR itu harus bisa apa saja," ujarnya.
Selain mengenalkan profesi public relations, Ahmad menyebut program ini juga membuka pengalaman baru di luar kampus.
"Memberikan materi di luar dari kampus. Program ini sudah memasuki batch 6. Harapannya, mereka bisa mendapatkan ilmu baru dan diterapkan saat mereka bekerja nanti," tandas Ahmad.